Sagar terlihat sedang memikirkan sesuatu, ia curiga kalau ini juga ada hubungannya dengan Leona. Sagar masih ingat dengan jelas kala gadis itu melayangkan tatapan mata dan aura yang tak bersahabat pada Blair. Ia berspekulasi kalau Liona mempunyai masalah dengan Blair, dan kehadiran Leona di sini mungkin ingin membantu kembarannya. Lagipula kedatangan Leona di sekolah cukup aneh, terlebih jika mengingat ucapan Kris kalau gadis itu telah menyelesaikan sekolahnya.
Sagar terlihat menyeringai, sepertinya akan terjadi sesuatu yang menarik.
Kris membawa Liona ke sebuah cafe, karena selama dalam perjalanan pulang gadis itu hanya diam, tatapannya juga tampak kosong."lo gak keberatan kan kita ke sini dulu?" Tanya Kris yang terus memperhatikan Liona.
Gadis itu masih diam tak menjawab, tubuhnya juga masih setia bergetar. Kris mengusap sudut bibir Liona dengan ibu jari miliknya, dan hal itu berhasil membuat ringisan lolos dari mulut Liona."jangan takut, Sagar lagi kasih dia pelajaran." Ucap Kris.
"Nih, minum dulu," Ketika pesanan mereka datang, Kris langsung menyodorkan secangkir cokelat hangat kepada Liona.
Tangan kecil Liona menyambut secangkir cokelat tersebut, lalu perlahan meminumnya."lo tau kemana Leona?"
Pandangan Kris yang tadinya tertunduk, refleks menoleh kearah gadis itu."gue gak tau." Jawab Kris.
"Apa dia udah gak perduli lagi sama gue." Gumam Liona.
Walaupun itu hanya sebuah gumaman, tapi ia masih bisa mendengarnya."buang jauh-jauh pikiran itu, Leona jelas perduli dan sayang sama lo." Celetuk Kris.
"Terus kenapa dia gak dateng? Padahal gue butuh kehadiran dia."
Andai Liona tahu, demi dirinya, Leona bahkan memohon dan menurunkan gengsinya untuk meminta pertolongan pada Kris. Ya, gadis itu yang meminta Kris untuk datang ke sana, gadis yang sebelumnya sangat angkuh dan sombong, kini menurunkan harga diri demi seorang Liona. Jujur Kris sendiri pun terkejut kala mendengar nya, lebih dari apapun, Liona adalah seseorang yang sangat berharga bagi Leona.
Jika saja ia bisa mengatakan hal ini pada Liona.
"Kenapa Leona gak mau Liona tau soal ini? Bukannya ini bisa memicu kesalahpahaman? Tapi buat apa? Apa yang sedang Leona rencanakan?" Batin Kris bertanya-tanya.
••••
Mata Liona perlahan-lahan terbuka kala cahaya matahari menerobos masuk melalui celah-celah jendela. Gadis itu menoleh ke samping tempat tidur, tapi ia tak menemukan keberadaan Leona, sebenarnya kemana gadis itu pergi. Kaki jenjang milik Liona turun dari kasur, lalu pergi melangkah masuk ke dalam kamar mandi. Ia menyalakan shower dan membiarkan air membasahi seluruh tubuhnya, kemudian gadis itu terdiam sejenak.
Kejadian kemarin membuat dirinya kembali berpikir, sepertinya tidak mungkin jika ia terus-terusan berada di tempat yang sama dengan Kris. Rasanya ia tak tahan, tapi jika harus meninggalkan sekolah itu Liona juga bimbang.
Karena di sana lah ia bertemu Seren, ia tak mau berpisah dengan sahabatnya itu.
Sedangkan di sisi lain, seorang gadis terkapar dengan kondisi tubuh yang lemah di dalam sebuah ruangan gelap. Tubuh gadis itu meringkuk dengan tangan yang melingkar di perut, bibirnya juga mengeluarkan ringisan kecil.
Ceklek!
Pintu tersebut terbuka, membuat mata heterokromia itu menyipit saat cahaya masuk kedalam ruangan. Wanita tua itu tertegun dengan kedua tangan yang menutup mulut, matanya berkaca-kaca dan hampir menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...