Who Is This|26

37.3K 4.1K 456
                                    

Mata heterochromia tersebut perlahan-lahan terbuka, namun ia tak bisa melihat apapun. Semuanya gelap, rasa takut dan panik menyerang Leona, mengapa ia tidak dapat melihat apapun. Dengan cepat Leona meraih ponsel yang berada di saku, dan ketika benda tipis itu menyala, ia menghembuskan napas lega.

Sial, ia kira dirinya ini sudah buta, lagipula siapa yang tidak panik jika terbangun di sebuah ruangan sempit dan gelap. Pasti juga akan mengira mengalami kebutaan, bisa-bisanya William melakukan hal ini terhadap anaknya. Ia di kunci sendirian di ruangan gelap ini tanpa ada pencahayaan, untung saja ada ponsel ini, jika tidak mungkin Leona benar-benar mengira bahwa dirinya buta.

Leona menyalakan senter dari ponsel, ia mencoba melihat sekeliling untuk mencari celah agar bisa keluar dari ruangan ini. Tubuh gadis itu tersentak kaget, bagaimana bisa tembok ini penuh dengan coretan, terlebih lagi tulisan yang tertera di dinding membuatnya merinding.

Dad maafin aku, keluarin aku dari sini
Dad maafin aku, keluarin aku dari sini
Dad maafin aku, keluarin aku dari sini
Dad maafin aku, keluarin aku dari sini
Dad maafin aku, keluarin aku dari sini

Seluruh dinding dalam ruangan ini nyaris di penuh dengan coretan-coretan permintaan maaf.

Tangan putih Leona menyentuh dinding tersebut."apa yang udah lo laluin selama ini, pasti berat." Gumam Leona.

Mom bilang saat kami lahir Dad tersenyum hangat sambil menggendong kami, Mom juga bilang kalau pria itu juga sangat mencintai dirinya, setiap kali mata mereka bertemu pasti William akan selalu menatapnya dengan penuh cinta. Tapi semuanya berubah, ketika Dad tidak lagi mencintai Mommy.

William bersikap layaknya orang asing.

Semuanya telah berubah sekarang, tatapan mata, raut wajah, bahkan nada bicara William pun berbeda. Namun, Elena masih tetap sama seperti dulu.

Wanita bodoh yang masih mencintai seorang pria brengsek walaupun telah di sakiti berkali-kali.

"Halo William. "

"...."

"Kamu siapa? Dimana William?!"

"...."

Deg!

Tubuhnya lemas kemudian jatuh terduduk dilantai, air matanya mulai mengalir deras kala wanita itu mengatakan bahwa dia adalah tunangannya. Ia memukul pelan dadanya, rasanya sesak sekali. Dari kejauhan Leona menyaksikan bagaimana ibunya begitu menderita dengan pernikahan ini. Ah bukan, dia menderita karena mencintai seorang pria brengsek.

"L-Leona." Gumam Elena kaget ketika melihat sang anak sudah berdiri dihadapannya.

Gadis itu memeluk erat ibunya."mom gak tidur?" Tanya Leona kecil tanpa menatap kearah wanita itu.

Elena segera menghapus sisa-sisa air mata lalu menggiring anaknya untuk segera kembali ke kamar."sudah malam besok kamu sekolah, ayo kembali ke kamar."

Elena menarik selimut hingga sebatas dagu Leona."selamat malam sayang," Ucap wanita itu sembari mengecup dahi anaknya.

Saat ibunya ingin pergi ia menahan tangan wanita itu."mom baik-baik aja?"

Dia terdiam sebentar lalu menarik kedua sudut bibirnya."mom baik-baik aja, kamu gak usah khawatir."

Ia menatap punggung sang ibu."bohong." Gumamnya.

Mengerikan, itulah yang Leona pikiran mengenai ini. Perasaan William yang tak sama lagi kemudian di tambah dengan sikapnya yang terlalu mementingkan W'W company dan nama baik keluarga Wilson, membuat Leona kembali tersadar betapa jauhnya hubungan antara ayah dan anak ini.

Who Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang