Seren mengantar Galexia pulang karena gadis itu terlihat kelelahan, ditambah lagi luka-luka yang dia dapatkan. Sedangkan Leona pulang diantar oleh Sagar, lelaki itu membiarkan motornya begitu saja dan mengantarkan Leona menggunakan taxi. Tadi Sagar sudah menelpon seseorang dan menyuruhnya untuk mengambil motor tersebut.
"A-aku takut"
Sagar menoleh kearah gadis yang tengah terlelap disampingnya, apa dia sedang mengigau. Ia terus memperhatikan gadis itu sampai cairan bening keluar dari kedua matanya.
"Mom jangan pergi"gadis itu masih terus meracau.
"Mommy!"
Leona berteriak, bersamaan dengan itu matanya terbuka. Dia terisak dan hal tersebut membuatnya bingung. Sebenarnya apa yang ada di mimpi gadis itu, lalu kenapa dia meracau dan menangis.
"Lo kenapa ?!"tanya Sagar dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Hujan, gue benci suara hujan"balas Leona yang masih terisak.
Sagar menyematkan earphone pada telinga gadis itu. Alunan musik terputar memenuhi indera pendengarannya. Kesadaran Leona perlahan kembali, ia menoleh dan menatap lelaki itu.
"Lo..."
Tangan milik Sagar menutup matanya, lalu menarik tubuh Leona hingga bersandar pada pundak lelaki itu. Tangan Sagar beralih menepuk-nepuk puncak kepalanya, hal itu membuat mata Leona kembali terasa berat dan akhirnya terlelap. Lelaki itu menatap wajah Leona yang tengah tertidur pulas, sebenarnya ada apa dengan gadis ini. Memang kemana ibunya pergi, dan juga. Hal buruk apa yang ada di dalam mimpinya.
Perlahan-lahan matanya terbuka dan hal pertama yang ia lihat adalah, ekspresi wajah Sagar yang terlihat menyeramkan. Leona yang sadar segera menjauhkan tubuhnya dari lelaki itu, bisa-bisanya ia tertidur di pundak Sagar. Apa karena ini raut wajahnya jadi terlihat kesal, kalau karena itu. Seharusnya jangan menarik tubuhnya dan menepuk-nepuk kepalanya.
"Lo!"ucap Sagar kesal.
Leona tersentak kaget."lo tau berapa lama lo tidur ?!"katanya dengan tangan yang bersedekap.
"Emang berapa lama ?"
"Dua jam, lo tidur selama dua jam!"balas Sagar sambil menarik pipi Leona.
"S-sakit"ringis Leona ketika Sagar mencubit pipinya di area yang terdapat lebam.
Sagar segera melepaskannya lalu melirik kearah luka-luka di wajah Leona."kenapa lo gak lari ?"tanyanya tanpa menoleh kearah gadis itu.
Tubuh Leona tersentak kaget, namun dengan cepat gadis itu menormalkan nya kembali."gue gak bisa biarin Lexi sendirian"
"Lo bisa beladiri ?"
"Enggak"sepertinya Sagar hanya melihat dirinya ketika mendapat pukulan.
"Terus kenapa masih di sana ? Lo bisa aja terluka lebih parah"
"Gue mau bantu Lexi"
"Lo gak membantu sama sekali, yang ada malah membebani!"ketus Sagar.
"Jadi maksudnya gue beban ?!"tanya Leona yang ikut tersulut emosi.
Kali ini Sagar menoleh dan tatapan mereka bertemu."apa perkataan gue kurang jelas ?"
Dengan perasaan kesal Leona turun dari taxi dan membanting pintu tersebut. Memang dia pikir gara-gara siapa dirinya menjadi seperti ini, apa dia tidak bisa berkaca. Ck sungguh mengesalkan, nasib sial masih melekat padanya setelah berurusan dengan Dementor.
Sagar menatap punggung gadis itu, memastikan bahwa dia masuk kedalam rumah. Leona melangkah masuk dengan kondisi wajah yang dipenuhi luka, kepulangannya disambut oleh William yang menghunuskan tatapan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Novela JuvenilKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...