°°°°°
Tubuh Sagar seakan bergerak sendiri dan berlari menuju kamar gadis itu. Perasaan aneh yang terus menjalar, membuat dirinya tak nyaman. Entah mengapa, ia seolah takut sesuatu buruk terjadi pada Leona. Kaki panjang milik Sagar terus berlari menyusuri lorong yang seakan tak berujung.
Hingga .... langkahnya berhenti di depan sebuah ruangan.
"J-jangan pergi .... Leo takut."
"Hiks .... aku takut hiks .... tolong jangan pergi."
"Mom .... j-jangan tinggalin Leona."
Matanya memang tertutup, namun. Kenangan buruk itu selalu muncul menghantui Leona. Seolah tak mau lepas dan terus melekat ke dalam dirinya seperti akar. Melihat gadis itu menderita seperti ini, membuat perasaan aneh tadi kembali muncul.
Rasanya ia ingin melindungi gadis itu.
Sagar menghampiri Leona yang terbaring di kasur. Ia duduk di bibir ranjang dengan tangan yang menepuk pelan pipinya, mencoba membangunkan gadis itu.
"Leo bangun, gue di sini."
Dengan napas yang memburu serta keringat yang membasahi wajah. Gadis itu bangun sambil tersentak kaget. Begitu mendengar suara hujan, ia segera menutup kedua telinganya. Air mata Leona kembali mengalir deras. Gadis itu berusaha menenangkan dirinya sendiri, berharap bahwa hal ini akan cepat berlalu.
"G-gue takut," gumamnya dengan bibir bergetar.
Sagar yang mendengar itu langsung merengkuh tubuh Leona. Membawa gadis itu ke dalam dekapannya. Tubuh Leona terasa sangat kecil. Ia merasa gadis ini akan hancur kalau Sagar memeluknya lebih erat lagi.
"Lo gak sendiri, Leona," ucap Sagar sembari menepuk-nepuk punggungnya.
"S-seandainya gue bisa cegah kejadian itu," ujar Leona, "seandainya gue bisa lebih cepet," sesal gadis itu dengan nada bergetar.
Ia terus terisak dalam pelukan Sagar. Mengeluarkan semua penyesalan yang selama ini dipendam. Sedangkan Kris, Eiji, dan Rigel hanya bisa terdiam kaku di depan pintu. Terlebih Kris, ia nampak sangat terkejut menyaksikan hal tadi. Ia tak menyangka bahwa luka yang Leona dapatkan sangat berdampak pada psikologisnya.
Selama ini gadis itu bertingkah seolah baik-baik saja. Leona selalu berusaha menampilkan versi terbaik dari dirinya. Sampai-sampai, ia sangat terampil dalam menyembunyikan sisinya yang terluka. Sosok gadis kuat yang selama ini ia tunjukkan. Ternyata, hanya topeng yang digunakan untuk menutupi lukanya.
"Kenapa mom ninggalin gue," lirih Leona, "kenapa dia malah pergi?!" Gadis itu terus meracau, namun entah mengapa suaranya terdengar parau.
"A-apa karena mata ini? Makanya dia ninggalin gue?" Bibirnya bergetar menahan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...