Who Is This|20

40.7K 4.2K 320
                                    

Kring! Kring! Kring!

"Baik anak-anak, pelajarannya kita lanjutkan minggu depan"ucap seorang guru wanita yang kemudian pergi keluar dari kelas.

Mendengar hal itu membuat hatinya berbunga-bunga, bagaimana tidak. Ini adalah momen yang paling di tunggu-tunggu oleh pelajar seperti kita. Dengan semangat yang membara, ia segera memasukkan buku-bukunya kedalam tas, lalu berlari keluar kelas.

Senyum terukir di kedua sudut bibir gadis itu, ia berjalan menuju parkiran sembari membalas sapaan murid-murid lain. Hal ini sudah biasa ia lakukan, bahkan ritual ini di lakukan ketika Liona datang dan pulang sekolah. Tak heran jika banyak yang menyapa dirinya, mengingat kalau ia termasuk salah satu gadis cantik yang populer. Walaupun saat itu Liona masih junior, tapi gadis itu mampu menarik perhatian semua orang.

Liona mengendarai mobilnya sambil mendengarkan musik, kepala gadis itu terlihat bergerak mengikuti irama. Namun hal itu tak berlangsung lama, tiba-tiba Liona menghentikan mobilnya. Ia menepuk dahinya sambil berdecak kesal, gadis itu melupakan sesuatu. Liona meninggalkan sebuah buku di bawah kolong meja, dan besoknya ada pr yang harus di kumpulkan di sana. Bagaimana ia bisa mengerjakan tugas sekolah tersebut, kalau bukunya saja tertinggal. Gadis itu terlihat lesu dan terdengar hembusan napas lelah, mau tak mau ia harus kembali lagi ke sekolah. Padahal ia sudah setengah perjalanan, tapi terpaksa harus putar balik.

Begitu sampai, Liona langsung turun dari mobil. Gadis itu memperhatikan keadaan sekitar, sekolah sudah sepi. Tapi masih ada beberapa murid yang tengah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kalau begitu tak ada yang perlu di takutkan. Dengan langkah cepat, ia berlari menaiki anak tangga. Liona berlari di koridor agar segera sampai di kelas. Napasnya memburu, tapi syukurlah buku itu masih ada.

"Untung gak hilang"gumam Liona yang masih berusaha menormalkan pernapasannya.

"Lo belom pulang ?"

Refleks Liona berbalik, gadis itu melihat seorang lelaki yang tengah berdiri di ambang pintu. Dia Blair Milton, anak dari keluarga Milton. Keluarga yang lebih kuat daripada keluarga Wilson. Lelaki itu cukup populer di kalangan gadis-gadis, sudah jelas alasannya karena perawakannya yang tampan. Tapi Liona tak menyukai lelaki itu, menurutnya sikap Blair itu aneh.

"Mau gue anterin ?"tawar Blair sembari tersenyum ramah.

"Gak usah makasih, gue bawa mobil"tolak Liona cepat dan hendak beranjak pergi, namun belum sempat ia melangkah, tangannya sudah di cekal oleh Blair.

"Gimana kalo kita ke cafe"usul Blair yang semakin mendekat kearahnya.

Liona yang melihat itu melangkah mundur, punggungnya telah menempel pada tembok. Tapi lelaki itu masih belum mengehentikan langkahnya, dan sekarang jarak mereka hanya tinggal beberapa centi. Blair menatap lekat wajah Liona, tapi gadis itu segera memalingkannya.

"Gimana menurut lo ?"lelaki itu terlihat menyeringai.

Melihat senyuman Blair, ia memiliki firasat buruk tentang itu."gue sibuk"tolak Liona untuk kedua kalinya. Namun baru saja kakinya melangkah, tangan Liona kembali di cekal.

"Lo bisa ngerjain pr di rumah gue, gimana ?"

"Gak u..."

Blair meraih dagu Liona, lalu menciumnya dengan paksa. Gadis itu memberontak, tapi tangan lelaki itu malah meraih tengkuk lehernya. Meraup bibir Liona sebanyak-banyaknya. Tubuh Liona tersentak kaget kala tangan lelaki itu meraba pahanya, dan semakin lama semakin naik ke atas.

Tak hanya itu, bahkan tangan Blair semakin liar dan merambat ke mana-mana, tubuhnya juga bergetar hebat karena takut. Air matanya sudah tak bisa ia tahan, namun ia juga tak mau seperti ini. Dengan mengumpulkan keberanian, ia memukul kepala Blair menggunakan buku.

Who Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang