Who Is This|15

41.2K 4.3K 164
                                    

Tubuh Eiji mematung sempurna, dari balik tembok ia menyaksikan kedua saudara yang tengah bertengkar hebat. Namun ini bukan sekedar pertengkaran biasa, ia bisa melihat raut wajah terluka gadis itu. Bagaimana air mata yang mengalir dari matanya, bagaimana bibir mungilnya mengeluarkan isakan.

"Karena nyokap lo, mommy selalu berdiam diri dan mengurung diri dikamar!"

"Karena nyokap lo, mommy jadi gak perduli sama gue!"

"Karena nyokap lo, mommy jadi seperti mayat hidup yang setiap hari hanya berbaring dan menangis!"

"Karena nyokap lo mommy bunuh diri!"

"Karena nyokap lo, semuanya hancur!"gadis itu berteriak sambil sesekali terisak.

"Gue minta maaf"ucap Kris sambil berusaha meraih tangannya, tapi gadis itu segera menepisnya.

"Walaupun lo minta maaf sebanyak apapun, itu gak akan mengembalikan semuanya!"jerit Leona sambil melayangkan tatapan marah, dan tangan gadis itu terkepal kuat.

Kris semakin merasa bersalah pada gadis itu, memang benar semua ini terjadi karena ibunya. Ia ingin memeluk Leona tapi dirinya sadar, kalau ia tak bisa melakukannya.

"Maaf, tapi gue juga berharap kita bisa hidup kayak keluarga normal lainnya"

Leona yang tadinya terisak sekarang berhenti, lalu menghapus sisa-sisa air matanya."apa sekarang sifat gak tau malu Zora pindah ke lo ?"tanya Leona yang masih menatapnya dengan marah.

"Gue cenderung menyimpan dendam, jadi kubur jauh-jauh harapan lo!"kata Leona sembari berjalan pergi, sedangkan Kris hanya menatapnya diam.

Eiji merasa menyesal karena telah menguping pembicaraan mereka, ini bukanlah hal yang patut ia dengar. Tapi melihat raut muka dan isakan gadis itu, ia menjadi iba. Namun Eiji tak bisa ikut campur dalam urusan ini, ia tidak memiliki hak apa-apa didalamnya.

Leona pergi ke kantin dan menyusul teman-temannya dan tak lama setelah itu Eiji dan Kris juga kembali. Namun Kris menjadi lebih pendiam, begitu juga dengan Eiji. Lelaki itu diam bukan karena apa, tapi ia heran melihat perubahan ekspresi Liona. Baru tadi gadis itu menangis tak karuan di halaman belakang sekolah, tapi lihat sekarang. Bagaimana bisa dia menampilkan ekspresi wajah yang begitu ceria seakan tak pernah terjadi apa-apa.

"Apa dia terbiasa ngelakuin itu ?"batin Eiji dengan mata yang masih memperhatikan Liona.

••••

Perhatian semua murid terarah pada jam, mereka tak henti-hentinya menatap kearah jarum jam yang terus berputar. Tak hanya itu, bahkan ada dari mereka yang sudah bersiap-siap membereskan bukunya. Padahal guru masih memberikan penjelasan, tapi Leona dan Seren juga termasuk salah satu dari mereka. Ia berniat untuk tidur ketika sampai di rumah nanti, rasanya hari ini begitu melelahkan.

Kring! Kring! Kring!

Dan bel pulang sekolah pun berbunyi, Leona dan Seren langsung berlari keluar kelas. Kedua gadis itu menjadi yang pertama, bahkan guru pun belum beranjak keluar dari sana.

"Lio gue duluan"kata Seren sambil melambaikan tangan, lalu masuk kedalam mobil. Sementara Leona hanya mengangguk singkat menatap kepergian gadis itu.

Tak lama setelah itu Alex datang, dan Leona segera masuk kedalam mobil. Cuaca hari ini sedang panas, jadi tubuhnya sedikit berkeringat.

"Bagaimana sekolah hari ini ?"tanya Alex sembari melirik kearah kaca.

"Biasa aja"jawab Leona dengan mata yang mengarah keluar jendela.

Setelah itu, hening. Tak ada lagi percakapan diantara mereka, dan Leona sibuk dengan pikirannya sendiri. Ck konyol sekali, memang dia pikir kita bisa menjadi keluarga. Dari awal saja hubungan orang tua mereka adalah sebuah kesalahan.

Who Is ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang