Dengan perasaan malas bercampur kesal, Leona membawa tumpukan buku itu ke ruang guru dengan mulut yang sedari tadi tidak henti-hentinya menggerutu. Dari sekian banyak murid di kelas kenapa harus dirinya, padahal jarak antara tempat duduk dan meja guru itu cukup jauh.
Oh God! Cobaan apa lagi ini, mengapa ia harus bertemu Sagar. Terlebih lagi lelaki itu sudah menatapnya dari kejauhan. Leona berusaha mengabaikannya ketika berpapasan dengan Sagar di tangga tapi yang dilakukan oleh lelaki itu malah berdiri dihadapannya.
"Apa lagi yang mau di lakuin iblis ini ?"batin Leona.
Ia bergeser kesamping tembok tapi lelaki itu juga melakukan hal yang sama namun kali ini Sagar mendekat dan otomatis Leona mundur hingga tubuhnya menempel pada tembok. Ia ingin pergi tapi tangan Sagar sudah lebih dulu diletakkan di tembok, sebenarnya lelaki ini kenapa sih. Apa dia salah minum obat atau kepalanya terbentuk sesuatu.
"Em gue..."
"Lo gak papa ?"tanya Sagar yang menyela perkataan Leona.
Wait what! Apa ia tidak salah dengar."e-emangnya gue kenapa ?"Leona balik bertanya, gadis itu sudah dalam mode aktingnya.
Lelaki itu semakin mendekat membuat dirinya mau tak mau menahan napas. Tangan milik Sagar membuka masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya, dia juga menyingkirkan rambut yang menutupi pelipis.
Jantungnya berdegup kencang, tidak. Bukan karena ia menyukainya tapi takut kalau penyamarannya akan terbongkar. Sagar melihat luka-luka yang berada di wajah gadis itu, sudut bibir dan pelipis terluka serta pipi yang terlihat membiru.
"I-itu gue..."
"Gue udah denger dari Kris kalo lo berdua diserang anggota Adonis, lo pasti takut"Leona mendongakkan kepalanya.
Ternyata dia tidak tahu, syukurlah ia bisa menghela napas lega."em, gue sedikit takut"
"Gue gak akan minta maaf atas kejadian ini, tapi gue pastiin hal ini gak akan terulang lagi"kata Sagar yang kemudian pergi begitu saja sedangkan Leona sudah mengutuk lelaki itu habis-habisan.
Bisa-bisanya dia berkata hal seperti itu padanya, memang dia pikir karena siapa dirinya terluka seperti ini. Kalau bukan karena Kris yang juga bagian dari Dementor pasti wajah cantiknya tidak akan berakhir seperti ini, iblis sialan itu sungguh menjengkelkan.
••••
Bel istirahat berbunyi begitu keras, semua murid berbondong-bondong datang ke kantin. Seren bergelayutan di lengannya sembari tersenyum senang, alasannya sudah jelas karena sekarang waktunya istirahat. Sedari tadi gadis itu terus mengeluh ingin cepat-cepat keluar dari kelas karena pelajaran fisika membuat otaknya kram.
"Akhirnya penderitaan ini berakhir"kata Seren dengan nada yang terdengar dramatis.
Mereka berdua duduk di meja yang terletak paling pojok dengan alasan supaya tidak terlalu berisik. Seorang gadis datang menghampiri mereka dengan sebuah nampan yang berada ditangannya.
"Boleh gabung ? Tempat yang lain penuh"
Leona sedikit mendongak dan mendapati gadis yang saat itu berada di bilik toilet. Ia melirik name tag nya, ternyata namanya Galexia.
"Boleh, duduk aja"balas Seren sembari menepuk-nepuk kursi kosong disampingnya.
"Lo Galexia kan, gue Seren"gadis itu menjulurkan tangannya dan Galexia membalas ulurannya.
"Lo tau gue ?"Galexia menunjuk dirinya sendiri.
Seren mengangguk."siapa yang gak kenal sama lo, cewek dari club kickboxing yang paling terkenal karena selalu menang kompetisi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...