Dengan langkah besar yang terburu-buru, ia segera keluar dari kamar gadis itu. Eiji tak tahu kemana langkah kaki tersebut membawanya. Namun hal utama yang ada di dalam kepalanya sekarang adalah, menjauh dari sana.
Ia berhenti ketika sudah pergi jauh dari sana. Napasnya terdengar sedikit memburu, lelaki itu kemudian menyibak rambutnya kebelakang. Sial, ia tidak tahu kalau Zora sudah pindah kamar. Dan juga, Kris tidak memberi tahukan hal ini padanya.
"Lo kenapa ?"
Eiji mendongak, ternyata Sagar baru saja datang."Muka lo merah"lanjut Sagar dengan satu alis yang terangkat.
Eiji refleks memegang wajahnya."muka gue merah ?"beo nya dan Sagar mengangguk singkat.
Sagar menatap lekat lelaki itu, menunggu jawaban dari sang sahabat. Tapi jika di perhatikan entah kenapa gelagat Eiji sedikit aneh.
"Gue gak sakit, cuma kepanasan"balas Eiji sambil mengipas-ngipas mengunakan tangan.
"Disini gak panas"sangkal Sagar sambil menatapnya penuh selidik.
"Mungkin gue emang sakit"sahut Eiji cepat yang kemudian pergi menuju kamar Kris, meninggalkan Sagar di belakang. Lelaki itu terdiam sejenak menatap punggung Eiji lalu menyusulnya.
Ia meraih handle pintu lalu memutarnya, begitu pintu terbuka. Pandangan langsung tertuju kearahnya."laptop nya mana ?"tanya Rigel yang melemparkan tatapan mata heran.
Jika Rigel melemparkan tatapan heran maka Eiji menghunus tatapan mata kesal terhadap Kris."ck kenapa lo gak bilang kalo kamar Zora pindah ?"tanya Eiji sembari berdecak kesal.
Kris yang mendengar hal itu langsung menoleh dan menatap tepat kearah mata Eiji."sorry gue lupa kasih tau lo"
"Tapi lo gak liat apa-apa kan ?"semua orang menatap kearahnya, tentu saja karena pertanyaan itu terdengar aneh.
"Misalnya dengan ngeliat sesuatu yang seharusnya lo gak liat"sambung Kris yang malah membuatnya semakin terdengar ambigu.
Wajah Eiji kembali memerah ketika kejadian tadi terlintas di kepalanya."gue gak liat apa-apa"balas Eiji cepat seraya memalingkan mukanya.
Sedari tadi Sagar terus memperhatikan Eiji, dan sepertinya bukan karena dia sakit alasan kenapa wajahnya memerah."apa yang dia liat ?"batinnya.
Jelas saja jika Kris melontarkan pertanyaan itu. Kamar adalah privasi, ia takut kalau Eiji melihat sesuatu yang berhubungan dengan rahasia Leona.
"Biar gue yang ambil laptopnya"kata Kris yang kemudian berdiri dari duduknya.
Lelaki itu beranjak pergi, dan selama itu juga mereka di landa keheningan. Bukan apa-apa, mereka hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Terkecuali Eiji yang bergulat dengan pikirannya sendiri, ia teringat akan satu hal. Foto yang tadi ia lihat, menunjukkan dua orang gadis dengan rupa yang sama. Jika bukan karena warna matanya, ia pasti tidak akan bisa membedakan kedua gadis itu.
Jadi selama ini Liona mempunyai kembaran, tapi kemana gadis itu. Dan juga kenapa tidak pernah terdengar kabarnya, apakah keluarga Wilson sengaja menutupi hal ini. Namun apa alasan mereka sehingga melakukan hal tersebut.
Sementara di satu sisi, Leona tengah duduk di meja rias sembari mengeringkan rambutnya. Gadis itu terlihat melamun sambil menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menghela napas panjang, jika Eiji melihat foto dirinya dengan Liona. Pasti akan ada banyak pertanyaan di dalam benak lelaki itu. Tenang Leona, itu pasti hanya pertanyaan biasa dan ia hanya perlu menjawab sekenanya, jadi jangan berpikiran terlalu jauh.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara pintu yang di ketuk."masuk"sahut Leona dari dalam.
"Maaf mengganggu waktu istirahat nona, tapi tuan memanggil nona Leo untuk pergi ke ruang kerjanya"jelas pelayan tersebut dengan kepala yang tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Is This
Teen FictionKedatangannya kembali ke indonesia bukan tanpa alasan. Pertemuan antara dirinya dengan Sagar juga bukan tanpa alasan. Semuanya telah di takdirkan. "Sorry," Ujar Leona dan berniat untuk pergi. Namun, saat hendak beranjak dari sana. Sebuah tangan bes...