Happy Reading
"Aku sudah bilang kan tadi, kamu akan aku jemput." Balas Azzar dengan nada datarnya, yang membuat Dijah ternganga tidak percaya. Dijah memikirkan, bagaimana bisa Azzar menemukan tempat tinggalnya, tetapi memang jarak antara rumah Azzar dan rumah kontrakannya ini tidak terlalu jauh. Apakah Azzar memiliki mata-mata, sehingga bisa menemukan rumahnya. Sungguh dirinya dibuat kebingungan sekarang, terlebih gaya bicara Azzar yang seperti tengah berbicara dengan temannya saja. Padahal dirinya adalah gurunya, meskipun sekarang mereka sekarang tidak berada di sekolah. Tapi seharusnya Azzar lebih sopan terhadapnya, jujur saja bila dipikirkan lagi tentang sikap Azzar kepada dirinya memang sejak awal sudah seperti menyepelekannya. Buktinya tentang kejadian waktu itu dan gaya bicaranya saat ini yang sungguh membuatnya memberengut tak terima.
"Kenapa bibirmu seperti itu? Minta di cium?" Ujar Azzar seraya menurunkan masker yang menutupi sebagian wajahnya itu.
Dijah semakin terbelalak tak percaya, ketika mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari anak didiknya itu.
"Ba-bagaimana kamu tahu aku tinggal disini?"
"Mengapa dia terlihat seperti anak remaja yang lebih muda denganku begini? Sungguh manis, tunggu. Apa? Aku pasti sudah gila." Ucap batin Azzar yang terpaku dengan penampilan Dijah yang sangat berbeda dengan penampilannya ketika berada di sekolah.
"Itu mudah untukku, sekarang bersiaplah aku akan membawamu menemui Mama."
"Tapi..."
"Cepatlah, atau kamu mau aku melakukan hal nekat seperti kemarin. Mungkin memelukmu dan memberitahukan ke semua murid kalau kamu pacar aku, atau..." Ucap Azzar yang langsung memotong perkataan Dijah, yang seketika membuat sang empunya terkejut luar biasa. Bahkan Dijah sudah memundurkan tubuhnya ketika Azzar berjalan mendekati dirinya.
"Kam-kamu mau apa?, ka-kalau kamu macam-macam aku akan teriak." Kata Dijah dengan tubuhnya yang semakin mundur untuk menghindar dari Azzar.
"Oh iya, apakah kamu bisa berbicara keras?. Bukannya kamu sangat lemah lembut, dan cukup manis." Azzar pun semakin mendekatkan dirinya ke arah Dijah, seraya menatap intens ke arah kedua mata sayu miliknya itu. Perbuatan Azzar tersebut, sontak membuat Dijah merona seketika. Karena bagaimanapun dirinya tidak pernah berada sedekat ini dengan seorang laki-laki yang bukan mahramnya, dirinya pun hanya mengedip-ngedipkan matanya sebab merasakan kebingungan harus berbuat apa.
Tiba-tiba tubuh Azzar berhenti mendekati tubuh Dijah, tetapi jarak mereka bisa dibilang cukup dekat. Bahkan Dijah dapat merasakan aroma tubuh Azzar yang sangat manly itu.
"Atau kamu ingin aku mengambil first time for your lips? Jika kamu tidak mau menurut. Bagaimana?" Ujar Azzar sembari mengedipkan sebelah matanya ke arah Dijah, yang langsung membuat Dijah merona seketika.
"Astaghfirullah." Pekik Dijah yang cukup terkejut dengan ucapan vulgar dari Azzar, yang notabene adalah anak didiknya sendiri.
Melihat tingkah Dijah yang seperti itu, malah membuat Azzar tanpa sadar terkekeh geli karena kelakuan Dijah ini lebih mirip seperti anak remaja yang baru saja dekat dengan laki-laki.
"Kalau begitu, cepat kamu siap-siap atau ancaman aku akan benar-benar terlaksana."
"Se-sebentar, saya akan ganti baju dulu." Dijah pun dengan gerakan terburu-buru, dirinya langsung memasuki rumahnya. Sedangkan Azzar hanya mengulum senyumnya yang entah mengapa setiap tingkah laku Dijah, membuat hatinya bahagia sekaligus menghangat secara bersamaan.
-
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Mudaku [End]
Любовные романы{Part masih lengkap} *Tahap Revisi* Ketika Cinta Tak Memandang Tempat Berlabuh