Senyumanmu

9.7K 631 2
                                    



Happy Reading

"Jadi kalau saya hafalan sekarang, saya boleh dong jadiin sebagai hadiah buat Ibu?" Balas Naufal, yang diiringi cengiran khasnya itu yang sontak membuat semua teman sekelasnya menyorakinya.

"Al-Kafirun aja kebalik-balik, sok-sokan aja lo." Celetuk seorang siswa yang bernama Rangga itu, sambil melempar gulungan kertas kepada Naufal yang membuat sang empunya langsung melempar balik ke arahnya.

"Boleh, tetapi daripada niat untuk memberikan hadiah kepada Ibu mending niatnya karena Allah ta'alla."

"Dengerin tuh."

"Diem Rangga kuyuk bungkus soto, omongan lo itu berminyak bikin penyakit aje." Ujar Naufal, seraya melempar penggaris ke arah Rangga yang membuat semua orang yang berada di kelas tertawa.

"Sudah-sudah, kalau ngak ada yang mau hafalan mungkin pelajaran hari ini Ibu cukupkan sampai disini ya."

"Sebentar, Bu." Ujar seorang siswi yang berambut pendek sebahu itu.

"Iya, Dania?"

"Azzar aja bu yang maju, soalnya dulu dia juga ikut lomba hafidz nasional. Mungkin Azzar masih ingat surah Ar-Rahman, Bu."

"Be-begitu ya, Azzar bagaimana? Kamu ingin maju sekarang?"

Seketika Azzar pun langsung mendongakkan wajahnya dan menatap Dijah yang juga tengah memandangnya itu.

Tatapan Azzar seketika membuat Dijah sedikit gugup, ia merasa sebenarnya yang seharusnya di hormati kalau di sekolah itu dirinya atau Azzar. Mengapa dia yang lebih takut dengan Azzar, itulah yang selalu menjadi pertanyaan Dijah.

"Baiklah." Jawab Azzar dengan pandangan yang tak lepas dari wajah ayu milik Dijah itu.

"A-alhamdulillah, kalau begitu silahkan kamu maju. Kamu bebas memilih mau duduk di depan saya atau berdiri." Ujar Dijah yang berusaha agar tidak terlihat canggung ketika berhadapan dengan Azzar.

Kini Azzar mulai berjalan mendekati Dijah dan memilih berada di samping Dijah yang duduk di kursi khusus guru, yang berada di depan kelas. Bahkan kini posisinya begitu dekat sampai Dijah bisa mencium aroma khas Azzar yang begitu manly itu.

"Si-silahkan bisa dimulai." Ujar Dijah sembari menengok ke arah Azzar yang tersenyum sangat tipis ke arahnya, yang senyuman itu sepertinya hanya Dijah saja yang dapat melihatnya. Sontak hal tersebut membuat kedua pipi chubby Dijah berubah menjadi merona seketika.

Azzar yang melihat pipi Dijah yang memerah, hanya bisa mengulum bibirnya untuk menahan senyuman lebar yang akan terbit di bibirnya karena Istrinya itu mudah sekali merona kalau digoda sedikit olehnya. Bahkan hanya di berikan senyuman saja, kedua pipi chubby Dijah itu akan berubah menjadi merah merona.

"Baik."

بسمالله الرّحمن الرّحيم

اَلرَّحْمٰنُ ۙ  <>

عَلَّمَ الْقُرْاٰ نَ ۗ ٢ ۝

خَلَقَ الْاِ نْسَا نَ ۙ ٣۝

عَلَّمَهُ الْبَيَا نَ ٤۝

اَلشَّمْسُ وَا لْقَمَرُ بِحُسْبَا نٍ ۙ  ٥۝

وَّا لنَّجْمُ وَا لشَّجَرُ يَسْجُدٰنِ ٦۝

وَا لسَّمَآءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيْزَا نَ ۙ  ٧۝

Imam Mudaku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang