Happy Reading
"Iya, Nak. Kalau begitu Ibu mau turun dulu, sebentar lagi calon suamimu akan mengucapkan qobul untukmu. Istighfar terus ya, biar hatimu juga tenang." Ucap Ibu Dijah, sebelum berlalu pergi dari kamar yang di tempati putrinya itu.
"Iya, Ibu." Detak jantung Dijah pun semakin tak menentu, ketika mengingat akad nikah yang akan segera di selenggarakan. Sungguh dalam benaknya terpikirkan pertanyaan, apakah menjadi pengantin memang semenegangkan dan deg-degan seperti ini. Dirinya merasa seperti kembali ke masa ketika ia menjalani masa sidang untuk skripsinya.
Hingga suara lantunan ijab oleh penghulu pun terdengar menggelegar ke pendengaran Dijah, yang membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
"Saudara Azzar Abdullah Firdaus bin Malik Abdullah, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan saudari Khadijah Safira Abdullah binti Almarhum Naufal Ashari dengan maskawin cincin berlian dan uang tunai senilai sepuluh juta rupiyah di bayar tunai."
"Saya terima nikahnya Khadijah Safira Abdullah binti Almarhum Naufal Ashari dengan maskawin tersebut di bayar tunai."
"Bagaimana para saksi?"
"Sah."
Semua orang pun mengucapkan syukur, ketika akad nikah berjalan dengan lancar. Tak terkecuali dengan Mama Azzar dan Ibu Dijah, yang sangat bahagia ketika melihat anak mereka yang sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Bahkan Dijah pun sekuat tenaga menahan air matanya yang akan luruh dari kedua matanya, ketika mendengar begitu dahsyatnya lafadz qabul yang di ucapkan Azzar yang terdengar begitu tegas tanpa keraguan apapun untuk menghalalkan dirinya di mata Allah. Dirinya berulang kali mengucap syukur kepada Allah, atas kecukupan usianya hingga ia bisa merasakan bagaimana menjadi seorang pengantin wanita yang dapat mendengar lafadz qabul yang membuat hatinya bergetar itu.
Lafadz qobul telah diucapkan oleh Azzar dengan satu tarikan nafas, telah resmi sudah hubungan dua manusia berbeda usia itu yang mulai menapaki alur kehidupan baru sebagai sepasang suami istri dalam pernikahan mereka.
>>>...............................<<<
"Selamat ya, Nduk. Putri Ibu sudah jadi istri sekarang." Ucap Ibu Dijah ketika sudah berada di dalam kamar yang di tempati putrinya itu, untuk menjemputnya turun.
"Iya Bu, terima kasih." Dijah pun memeluk erat tubuh sang Ibu, sembari menahan air matanya dengan sekuat tenaga.
"Sekarang ayo kita turun, pasti Suamimu sudah ngak sabar mau ketemu Istrinya yang udah cantik ini." Perkataan Ibu-nya, sontak membuat Dijah tersipu malu. Sungguh dirinya masih tidak menyangka kalau saat ini dirinya sudah resmi menjadi seorang Istri dari Azzar, yang merupakan anak didiknya sendiri.
"Apaan sih Ibu ini." Dijah pun dengan perlahan mulai berjalan beriringan dengan Sang Ibu, seraya memegang lengannya untuk turun ke lantai bawah guna menemui sang Suami.
-
-
-
Tamu undangan yang melihat kedatangan Dijah yang tengah berjalan menuruni tangga itu, begitu terpukau dengan penampilan sang pengantin wanita yang terlihat begitu cantik sekaligus imut secara bersamaan. Mereka mengira kalau usia Dijah sepertinya berada di bawah Azzar, padahal sebenarnya usia Dijah-lah yang lebih tua dari Azzar.
Bahkan Azzar sendiri pun sudah terbius di tempatnya ketika melihat penampilan Dijah yang begitu memukau, begitu pun dengan Dijah yang melihat Azzar yang nampak begitu tampan dan dewasa dengan jas hitam yang melekat di tubuh kekarnya juga tatapan mata yang begitu tajam itu tengah menatapnya begitu intens seakan menembus kedua matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/252300306-288-k495036.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Mudaku [End]
Romance{Part masih lengkap} *Tahap Revisi* Ketika Cinta Tak Memandang Tempat Berlabuh