12. Dijual, Ma?

6K 340 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai dirumahnya Shayra langsung memarkinkan mobil miliknya masuk garasi, kemudian keluar masuk rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai dirumahnya Shayra langsung memarkinkan mobil miliknya masuk garasi, kemudian keluar masuk rumah.

Kebetulan garasi dirumahnya tersambung dengan dapur, sehingga Shayra tidak perlu repot balik kedepan. Dia hanya perlu masuk rumah melalui pintu penghubung.

Gadis itu pun masuk melewati dapur dan berjalan menuju arah kamarnya yang berada dilantai dua.

"Fiuhhh ..." Shayra menghela nafas lelah menghamburkan dirinya ke atas tempat tidur milik sejenak sebelum kemudian ia menyambar handuk dan masuk kamar mandi.

"Aaarrggh, segarnya. Habis mandi tubuh terasa lebih enakan dan lebih rileks." Shayra berceloteh pada dirinya sendiri sambil mengibaskan rambut dan melilitnya dengan handuk untuk mengeringkan rambutnya tersebut.

Shayra keluar dari kamar mandi dan hendak mengambil pakaiannya di dalam lemari, namun hal itu tidak jadi manakala, dua bola matanya menyaksikan layar handphone miliknya hidup dan telinganya mendengarkan dering panggilan masuk dari sana.

Hal itupun mengakibatkan, alih-alih mengambil pakaian di dalam lemari, Shayra malah memilih meraih handphone dahulu dan segera menjawab panggilan telepon.

"Ya Ma. Ada apa lagi?" Tanya Shayra heran. Bukankah dirinya sudah ada di rumah, lalu kenapa ibunya masih saja menghubunginya? "Mama ada yang mau dititip--"

"Mama bilang, pulang! Pulang, Shayra!! Apa kamu tidak mengerti, hahh!! Nduk pulang kamu, artinya mama minta kamu jangan mampir kemanapun lagi, kamu ngerti nggak sih?

Astaga, ya Rabb ampunilah dosa hamba yang punya anak semata wayang luar biasa nggak bisa dibilangin. Durhaka melulu sama orang tua!" Mamanya mendengus kasar sebelum kemudian menghela nafasnya dengan panjang. "Duh Nak, cepat pulang dong, cepatlah ke rumah, Mama mohon sudahi dulu mampir-mampirannya ya, Nduk ... pulanglah Shayra, pulang putri Mama satu-satunya. Mama sudah menunggumu dari satu jam lalu di ruang tengah masa kamu tega?" Mamanya membujuk terdengar penuh harap.

Bagaimana Mungkin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang