Shayra terbangun dari tidurnya membuka matanya lebar, akibat terganggu oleh suara berisik yang ditimbulkan oleh handphone yang entah milik siapa, mungkin milik Adien yang ketinggalan.
Akan tetapi tiba-tiba Shayra kembali dengan cepat memejamkan matanya kala menyadari mendengar mendengar bunyi lain diruangan itu. Tepatnya bunyi tapak sepatu seseorang yang bergesekan dengan lantai dan sedang berjalan mendekatinya.
Shayra berpikir itu adalah Adien yang kembali ke ruang kerjanya setelah pergi entah kemana tadi.
Shayra berpura-pura tidur, sebab dia belum sanggup menghadapi Adien mengingat kejadian kemarin saat dirinya begitu nekat dengan beraninya merampas kotak kemasan es krim bubuk rasa mangga milik Pria itu.
Ditambah kejadian beberapa jam lalu saat Pria itu meminta pertanggung jawabannya dan juga ide bodohnya yang menyebabkan dirinya kini terjebak di dalam ruang kerja Adien sampai sekarang.
Atau Shayra ingat kejadian dua tahun silam yang membuat Pria itu membencinya hanya karena tamparannya.
Semua itu membuat Shayra makin kalut juga takut dan menyesali keputusannya beberapa saat lalu sebelum ia tidur sejenak. Kalau tau begini lebih baik Shayra paksakan tubuh sakitnya keluar dari ruang kerja Adien dari pada menghadapi empunya.
Tiba-tiba handphone itu kembali terdengar berdering berisik menyebabkan Shayra makin terganggu dan membuatnya kegeraman.
'Astaga, dasar Adien gila ... angkat teleponmu bodoh! Itu sangat berisik dan menggangguku!!' Geram Shayra membatin masih terpejam tak berani mengungkapkannya secara langsung.
Sebab Shayra masih menyanyangi dirinya dan ia paling malas berhadapan dengan Adien. Oh, baiklah, bukan malas tapi takut. Takut jika dirinya sadar dia Adien akan berdebat dan pria itu akan melakukan hal buruk jika tersinggung oleh ucapannya. Tidak! Shayra takkan membiarkan bayangan buruk itu sampai menjadi kenyataan. Maka dari itu ia pun tetap berpura-pura tidur dan belum sadarkan diri.
"Hallo."
"..."
"Hm, maaf Shayranya sedang beristirahat. Jadi, bisakah kamu meneleponnya nanti saja," beritahu Adien tegas dengan nada dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
General FictionShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...