Dua minggu bersama Adien menikmati bulan madu berdua, dua minggu pula usia kehamilan Shayra dan dua minggu yang akan datang ia pun akan digelar resepsi pernikahannya dengan Adien.
"Apa dua minggu tidak terlalu cepat, Ma?" Tanya Shayra ragu diperhatikan oleh semua orang yang hadir dalam jamuan makan yang diadakan di restoran ternama untuk membicarakan perihal rencana pernikahan.
Mendengar hal itu Adien yang tidak setuju buru-buru menjawab dan menimpali.
"Bukannya dua minggu justru terlalu lama, terlebih lagi setelah kondisimu yang sudah hamil anakku. Tidakkah kamu takut perutmu membuncit, orang lain mengetahuinya dan menggosipi kamu?" Sarkas Adien.
"Orang lain memang sudah terlanjur tahu dan aku yakin kehamilan sudah jadi gosip. Kamu liat sendiri siang tadi, jangan pura-pura lupa. Aku bahkan masih ingat dengan jelas kamu berada diantara staf penggosip itu untuk mencuri dengar pembicaraanku," cibir Shayra ketus membuat Adien kehabisan kata.
Tapi hal itu justru berbeda dengan keadaan kedua belah pihak keluarga mereka yang kini malah syok mendengar pembicaraan keduanya.
"Apa?!!" Mamanya Adien melotot tak percaya.
"Kamu hamil Shayra??" Timpal Mamanya Shayra tak kalah kaget.
Kedua wanita paruh baya itu syok disertai dengan jantung yang berdegup kencang.
"Iya Ma dan Tante Karina. Ingat kejadian Shayra kabur dari pernikahannya beberapa minggu lalu dan disusul hilangnya Mas Adien beberapa hari kemudian. Setelah aku cek dan cari tahu hal itu, asal Mama dan Tante Karina tahu saja, kalau selama selama kejadian itu juga mereka berdua sedang melakukan bulan madu. Shayra berhasil hamil dan kabar kehamilannya aku ketahui baru tadi siang dikantor." Lisa menjelaskan membuat Shayra malu dan menggarut kepalanya yang tak gatal.
Sementara Adien malah tersenyum bangga tanpa dosa telah berhasil menghamili Shayra tanpa tahu malu.
"Kamu ini apa-apaan Shayra? Mama pikir kamu kabur karena masih bertengkar dan masih mengambek pada pacarmu, Nak Adien ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
Ficción GeneralShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...