Karina tersenyum tak enak hati pada para tamunya, merasakan malu akibat perkataan putrinya. Shayra membuatnya naik pitam bernafas kasar, kemudian karena tak tahan Karina menarik anaknya dari sana serta membawanya menjauh setelah pamit sebentar.Ia memaksa Shayra mengikuti langkahnya dan menuju dapur.
Terlebih dahulu Karina berjaga-jaga memastikan keadaan aman tidak akan ada yang mendengar ucapan yang akan diberikannya kepada Shayra.
"Apa-apaan kamu, Shayra! Menolak lamaran Adien laki-lali mapan, banyak uang serta dapat menjamin kamu hidup mapan dan mempertanggung jawabkan kebahagianmu. Apa kamu botoh, tolol dan sedang tidak bisa menggunakan pikiranmu? Hahh!!" Omelnya marah memperingatkan putri satu-satunya itu.
"Tapi dia it--"
"Apa!!" Bentak Mamanya memotong kalimat Shayra yang belum selesai. "Tidak usah beralasan, Mama malas dengar. Mama nggak mau tahu pokoknya kamu terima lamaran Adien."
"Tidak mau!" Jawab Shayra membantah perintah Mamanya tanpa ragu.
"Jangan durhaka sama Mama, kamu mau masuk neraka! Mau mendapat dosa besar karena menolak permintaan Mamamu ini, hahh?" Peringat Karina sambil mengomeli Shayra. "Ya Gusti, ya Tuhan pencipta alam, hamba cuma punya putri satu-satunya kenapa sesusah ini membesarkannya, sesusah ini memberikan petuah padanya dan sangat susah sekali menyadarkannya?!" Lanjut Mamanya Karina berharap putrinya mengerti akan keluhannya dan luluh.
Sayangnya Shayra putri satu-satunya itu kepala batu, keras kepala dan bersih keras pada keputusannya.
"Diluar sana juga masih banyak pria yang lebih dari Adien, jadi Mama nggak usah sehisteris itu. Salah satu hati pria itu akan terpikat pada pesonaku dan dialah yang akan menjadi menantu Mama dan jelas itu bukan Adien." Shayra menjawab meyakinkan Mamanya.
"Apa?? Kamu mencari pria lain!! Astaga Nduk ... dimana otakmu kenapa kamu tak menggunakannya dan kenapa bisa sampai mengatakan hal itu kepada Mamamu ini? Saat ada Adien pria idaman yang jelas berobot, berbebet dan bibitnya, kamu menolak dan berani mengatakan akan mencari yang lain? Kamu pikir akan semudah itu, hahh!" Omel Mamanya Karina tak habis pikir membuat Shayra menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
General FictionShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...