44. Masih Mengelak

3.4K 187 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kondisi Shayra yang sakit mengakibatkan Adien ekstra menjaga dan merawatnya hingga tak bisa pergi ke kantor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kondisi Shayra yang sakit mengakibatkan Adien ekstra menjaga dan merawatnya hingga tak bisa pergi ke kantor.

Adien yang tidak percaya pada perawatan dan pengawasan orang lain, membuatnya keras kepala agar merawat sendiri istrinya dengan dibantu perawat juga dokter yang dipercayai oleh keluarganya jika diperlukan.

Adien bekerja di rumah dan meja kerjanya pun kini berpindah tempat ke dalam kamarnya bersama Shayra. Pria itu benar-benar posesif tak bisa bisa jauh sedikipun dari Shayra, sebab entah kenapa ia merasakan perasaan tak enak.

Penyebabnya ialah laporan dari anak buahnya yang menyelidiki serta bertugas memberi pelajaran pada Aldo, kehilangan jejak Aldo dan juga belum bisa menghajarnya.

Firasat Adien mengatakan bahwa dia tak boleh membiarkan Shayranya sedikipun lepas dari pengawasannya. Sampai hal itu mengakibatkan keduanya dua puluh empat jam tak ada hentinya terus-menerus bersama.

"Aku sudah merasa membaik, jadi sebaiknya kamu pergilah bekerja," celetuk Shayra kepada Adien yang sedang sibuk dengan dokumen-dokumen pekerjaannya.

Lelaki itu pun menoleh dan memijat ringan pangkal hidungnya kemudian membereskan pekerjaannya.

"Hm, benar kamu sudah baikan?" Tanyanya sambil merapihkan dokumen pekerjaannya, sebelum kemudian bangkit menghampiri Shayra yang berada di ranjang dan duduk bersandar di sana dengan membaca novel sebelum menyapa Adien.

"Iya. Aku merasa sudah baik-baik saja meskipun masih merasakan sedikit pusing juga agak masih mual, tapi setidaknya flu yang ku alami sudah sembuhkan! Jadi sebaiknya kamu pergilah bekerja atau setidaknya tolong jangan bekerja dihadapanku!" Beritahu Shayra dengan sedikit ketus. Bahkan novel yang sebelumnya ditangannya dihempaskannya ke kasur karena merasa kesal melihat pemandangan Adien yang bekerja.

"Kenapa, apa itu mengganggumu? Hm, ataukah ...." Adien berhenti dan menggantung kalimatnya sambil mengerling pada Shayra. "Apa kamu menginginkan aku menemanimu di sini sambil bermesraan merasakan pelukanku yang ternyaman," tambah Adien dengan percaya dirinya dan hal itu tanpa sadar diangguki Shayra.

Bagaimana Mungkin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang