5. terjebak

9.3K 580 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shayra kembali kelantai tempat kerjanya berada, setelah melalui lift sambil mencebikkan bibirnya menggerutu kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shayra kembali kelantai tempat kerjanya berada, setelah melalui lift sambil mencebikkan bibirnya menggerutu kesal. Matanya menggelap mengeram kesal ingin sekali mencabik-cabik wajah Adien si pria angkuh juga berengsekk itu.

"Dua tahun lalu dia melecehkanku harusnya aku yang muak padanya, tapi anehnya malah terbalik dan dia yang membenciku setengah mati. Sekarang  apalagi, dia terus saja mengganggu dan membuatku kesal. Iihhh ... sebenarnya maunya apa sih?!" Gerutu Shayra kesal sambil berjalan menuju kubikelnya.

Sampai ditujuan Shayra langsung saja duduk dengan perasaan masih yang sama, kesal pada Adien.

"Iiiiiihh ... Adien sialan! Adien berengsek!!" Umpatnya mendumel kesal. "AAARRGGH!" Sambungnya kelepasan berteriak.

"Shayra!!" Peringat beberapa staf secara bersamaan merasa terganggu oleh teriakan Shayra tersebut. Menyebabkan Shayra tersadar, tapi masih diselimuti oleh amarah dan kekesalannya.

"Apa!!" Shayra galak tak tahu diri makin meluap menatap bergantian para staf yang memperingatinya.

"Diamlah penyihir tua, kau pikir disini rimba hingga bisa seenaknya berteriak begitu keras!!" Sarkas Lisa manajer yang terkenal kejam serta dijuluki penyihir dari divisi keuangan.

Mendengar hal itu Shayra hanya mencebikkan bibirnya tak takut kepada wanita yang baru saja mengatainya penyihir, padahal penyihir sebenarnya adalah Lisa sendiri.

Shayra memutar bola matanya jenuh sambil menatap sinis. 'Dasar maling teriak maling!' Kesalnya membatin tak suka.

"Lalu kalau disini bukan rimba, memangnya nggak boleh berteriak?" jawab Shayra dengan nada datar seraya menatap sinis atasannya itu. "Lagipula belum kutemukan ada satupun peringatan diperusahaan ini yang melarang untuk berteriak. Atau disini kalian ada yang sudah melihatnya? Bisakah menunjukkannya kepadaku,"  sambung Shayra terdengar santai.

Tak ada yang berani menjawab kecuali dengan gelengan kepala oleh beberapa orang. Mereka tahu barada dipihak Shayra bukanlah hal yang baik, mengingat seberapa kejamnya Lisa.

Meskipun demikian, Shayra tak gentar dan berani melawan Lisa baik ada yang mendukung ataupun tidak. Kalau bukan Shayra memangnya siapa lagi yang berani melawan Lisa, terkecuali pemilik perusahan. Adien yang bahkan sudah membuat nyali Shayra menciut sebelum melawannya.

Bagaimana Mungkin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang