Shayra mememani Gio yang merupakan keponakan dari Adien si pria brengsek. Bocah itu memakan makan malam yang dimasak oleh Shayra sebelumnya. Sambil menemaninya Shayra menikmati es krim yang ditemukannya di dalam kulkas Adien.Tiga cup es krim telah masuk ke dalam perut Shayra ludes dihabiskannya tanpa sisa, tapi bocah bernama Gio itu belum juga menghabiskan makanannya. Bukannya bocah itu tak suka dengan apa yang dimakannya, tapi cara makan Gio memanglah lambat mirip siput. Tak ayal membuat Shayra sering mendengus kesal dibuatnya, namun Shayra tak protes dan menanggapinya dengan sesekali menggelengkan kepalanya dengan tak percaya.
Waktu yang terus berjalan ditengah kegiatannya menunggui Gio selesai mengkabiskan makanannya yang tetamat lambat, mengakibatkan Shayra bosan.
"Gio makanannya digigit jangan diemut lamat-lamat," nasehat Shayra berharap bocah didepannya segera menghabiskan makan malamnya dengan cepat.
Sayangnya Shayra malah mendesah sebal karena ucapannya tak digubris oleh Gio sama sekali. Lantas Shayra pun berdiri dari meja makan untuk mengambil kembali es krim ke empat yang akan dimasukannya ke dalam perutnya. Shayra membuka kulkas, meraih es krim yang diinginkannya, mungkin satu es krim lagi bisa membuatnya jadi lebih sabar, begitu sekiranya isi pemikiran Shayra.
Setelahnya Shayra kembali duduk menemani Gio menyantap es krimnya. Tanpa disadari Adien sejak lama telah memperhatikan Shayra dari arah pintu sekat pemisah dapur dan ruangan lainnya.
Pria itu berdiri diam sambil menilap kedua tangannya, memperhatikan gerak-gerik Shayra menghabiskan es krim miliknya dengan seksama. Lama diposisi yang sama membuat Adien merasa pegal, diapun dengan tiba-tiba beralih duduk disamping Shayra, masih dengan tatapan intensnya.
Hal itu membuat Shayra sedikit kaget dan balas menatap Adien dengan aneh.
Entah hawa apa yang menyelimuti pria itu, tapi sejak menyadari keberadaannya membuat Shayra bergidik ngeri dan merinding. Lantas Shayra mengulurkan jemarinya memastikan keadaan tengkuknya dingin atau tidak.
Kenyataannya tengkuknya memanglah terasa dingin. 'Ini artinya para setan dan iblis sedang menyertai si berengsekk ini! Aduh gawat berarti aku berada dalam masalah!!' Ringis Shayra membatin waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
Ficção GeralShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...