"Ayolah, Mas Raga. Tolong aku, bantu aku ... hanya beberapa hari lalu setelahnya aku akan pergi." Shayra memohon penuh harap sambil menangkup kedua tangannya di depan dada.
Sayang sekali itu tak meluluhkan hati pria yang bernama Raga. Pria yang merupakan teman kerja dan satu timnya di kantor, mengangkat bahunya tak perduli.
"Jangan merengek seperti ini, Shayra. Lebih baik kamu pulang temui calon suamimu pak Adien dan meminta maaflah." Raga menegaskan sekaligus menyarankan.
"Iya aku akan melakukannya, tapi untuk beberapa hari kedepan tolonglah, biarkan aku tinggal dirumahmu." Shayra membujuk sambil memelas penuh harap.
Sebenarnya ia bisa saja ke hotel akan tetapi antek-antek Adien pasti akan mudah menemukannya. Lalu mereka melapor pada Adien dan masa depannya bisa terancam.
Sahabat yang dimilikinya hanya Dinda dan orang kedua yang dipercayainya adalah Raga. Pria yang sudah dianggapnya seperti kakak lelakinya. Sayangnya sekarang pria itu terlihat enggan menolongnya, tapi Shayra bisa apa? Satu-satunya tempat yang tersisa untuk membantunya hanyalah Raga.
"Ayolah Mas Raga, tolonglah ...."
"Tidak bisa, isteriku bisa salah paham dan mengakibatkan kami bertengkar."
"Aku bisa membujuknya."
"Tapi kamu tetap tidak bisa kalau dia akan tetap akan bersikap sama kepada. Hahh, kamu tahu sendirikan, kalau isteriku posesif dan pemcemburu."
Shayra mendengus kesal lalu tanpa aba-aba ia melewati Raga dan berjalan masuk ke dalam rumah milik Raga.
"Lebay, Mas! Ch, mana ada perempuan yang segitunya, kalau kaum pria baru aku percaya. Boleh tidak boleh, pokoknya aku akan tinggal di sini selama beberapa hari ke depan!" Kata Shayra menegaskan membuat Raga membuang nafasnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
General FictionShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...