Dengan tidak punya pilihan, Shayra akhirnya terpaksa menginap di rumah Adien yang menurutnya brengsek dan mesum itu. Mau bagaimana lagi? andai pulangpun sudah terlalu larut ditambah Adien tak mau mengantarnya pulang. Jika masih nekat pergi pulang sendiri pun sudah tak memungkinkan, sebab hal itu sama saja membunuh diri sendiri.
Pulang sendirian dijalan tengah malam menggunakan kendaraan umum, terlebih bagi seorang wanita jelas berpeluang menciptakan bahaya dan Shayra tak mau mengambil resiko tersebut.
Lagipula mau pulang gimana? Keluar dari rumah Adien saja sekarang mustahil mengingat lelaki itu telah dengan seenaknya mengunci seluruh pintu rumahnya tanpa terkecuali dan hal itu membuat Shayra tak bisa keluar lewat pintu mana pun.
"Masih mau pulang?" Adien tiba-tiba masuk dan sudah berada didalam kamar tamu yang Shayra tempati.
Sontak saja hal itu menyebabkan Shayra yang akan terlelap kembali membuka matanya, pada saat pintu kamarnya terbuka tiba-tiba. Padahal sebelumnya seingat Shayra dia telah menguncinya. Lalu Adien masuk bagaimana mungkin?
'Apa dia menggunakan kunci serep? Terkutuklah kau Adien mesum, Aaaggrrhh!' Shayra membatin kesal sambil menatap marah disertai dengan mata mengantuk nan memerah.
"Bajingan kenapa kamu bisa berada dikamarku?"
Adien hanya mengangkat bahunya acuh, sebenarnya lelaki itu masih berniat mengajak Shayra berdebat. Tetapi setelah melihat mata gadis itu tampak sedikit memerah dan berair menandakan mengantuk, membuat Adien tak tega dan mengurungkan niatnya.
"Aku hanya ingin mengucapkan selamat malam dan semoga mimpi indah." Adien berlalu menutup pintu setelah mengatakannya.
Sedang Shayra kini amat sangat mengantuk dan tak bisa menahannya lebih lama, sehingga tak lama kemudian dia pun terlelap nyenyak dengan mudahnya.
***
Paginya matahari telah bersinar terik, Shayra baru bangun dari tidurnya. Dengan berat kelopak matanya membuka membawa ke alam sadarnya. Shayra mengamati sekitar dan menemukan Adien berada di kamar yang ditempatinya sekarang tepatnya disampinggnya. Sedang duduk dibagian tempat tidur yang kosong memperhatikannya menguap mengumpulkan kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
General FictionShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...