"Ekhem!!" Adien berdehem guna menyadarkan para staf di perusahaan miliknya agar menyadari kehadirannya dan berhenti kepo.
Semuanya menoleh dan seketika merinding merasakan aura mendominasi sedang mengintimidasi mereka satu-persatu.
Perlahan hal itu berhasil membuat mundur staf karyawan dan kembali bekerja.
"Sialan padahal masih seru!" Nyinyir salah satu stafnya membuat Adien yang masih bisa mendengarnya, menatap penuh peringatan.
"Habislah kamu ..." ringis staf yang lain menatap prihatin pada temannya yang kelepasan bicara.
Sementara itu Shayra yang juga mendengar malah acuh dan biasa saja terhadap celotehan rekan kerjanya tersebut.
Ketika beralih menatap Adien yang tengah memperingatkan, justru hal itu yang malah membuat Shayra menjadi kesal.
Baru saja ia malu luar biasa karena kehamilan di luar nikahnya diketahui banyak orang, bertambah dengan perasaan kesal luar biasa oleh Adien.
"Aku aka--kamu mau membawaku kemana?"
Shayra tidak menjawab terus menarik Adien agar mengikutinya.
"Shayra kita akan kemana?" ulang Adien karena tidak mendapat jawaban.
"Tidak usah sok bodoh, kita menuju ke ruang kerjamu!" Jawab Shayra ketus.
"Beraninya kamu berbicara tak sopan pada atasanmu!" Adien membalas tak kalah ketus.
Shayra terdiam merasa tak enak mendengar nada suara Adien yang terasa seperti membentaknya. Padahal sudah biasa Adien berkata menggunakan nada demikian bahkan lebih kasar latihan, tapi mungkin hal itu terjadi bawaan dari bayi dalam kandungannya yang mengakibatkan ia menjadi lebih sensitif.
"Mau ke ruang kerjaku? Ayo kenapa masih diam!" Tegas Adien masih dalam nada yang sama.
Lalu karena Shayra diam saja Adien inisiatif mengangkat tubuh Shayra dalam gendongannya. Tidak ada penolakan sama sekali dan itu mungkin juga bagian dari bawaan bayi dalam kandungan Shayra, yang merupakan calon anak dari keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
Ficción GeneralShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...