Adien menyeringai senang dan auranya tampak lebih bersinar sejak menikah. Hasil memang tak pernah menghianati hasil dan hati memang tak pernah berbohong. Meskipun tak ada jaminan cinta pasti yang membuat Adien begitu menginginkan Shayra menjadi isterinya, namun keinginan hatinya untuk memiliki wanita itu menjadi miliknya bukanlah hasratnya.
Tidak tahu perasaan apakah itu, bisa jadi itu panggilan jiwanya dan begitu terjadi Adien begitu mensyukurinya. Dia bahkan menjadi pria paling beruntung memiliki istri seperhatian Shayra. Tidak salah, Shayra memanglah perhatian kepadanya walaupun seringkali berbicara dengan ketus dan acuh.
Wanita memang aneh dan Shayra juga demikian. Susah payah menolak menikah dengan Adien, tapi saat menjadi seorang istri wanita itu justru menjadi istri yang penuh pengertian ketimbang memberontak atau membuat Adien menyesal menikah dengan dirinya.
Entahlah, Adien sendiri juga merasa aneh dengan hal itu meski tidak terlalu memikirkannya.
"Saya pikir setelah kau menikah, kau akan cuti kerja dan asistenmu akan menggantikan dirimu melakukan pertemuan bisnis ini, tapi siapa sangka yang terjadi malah sebaliknya!" Seru Rezvan rekan kerjanya tersenyum mengejek Adien.
Tidak sopan membicarakan hal pribadi ketika mereka akan membicarakan bisnis, tapi pertemanan yang membuat keduanya cukup dekat, menyelipkan pembahasan pribadi ditengah kontrak kerja sepertinya bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan.
Hal itupun tidaklah membuat Adien tersinggung dan malah balas tersenyum dengan bangga.
"Istriku sudah berhasil hamil, jadi untuk apalagi cuti kerja dan berbulan madu. Sementara kami bahkan sudah melakukan hal itu sebelum menikah." Adien berkata dengan bangganya tak tahu malu.
Menyebabkan Rezvan mendelik jijik mendengarkannya. Ah, ya. Rezvan adalah tipikal pria yang kelihatannya berengsekk, tapi siapa sangka hati pria itu suci. Maksudnya Rezvan paling anti dengan hubungan kotor, bercintaa tanpa adanya ikatan resmi pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
General FictionShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...