Percayalah walaupun Shayra sedang melakukan liburan berkelana ke luar kota untuk menikmati pantai, nyatanya Shayra hanya bergelung di kamar hotelnya.
Shayra hanya tidur, makan dan tidur selama dua hari berturut-turut. Meski kabur dari acara pernikahannya adalah rencananya sendiri, nyatanya hal itu tetap saja membuat Shayra kepikiran. Perasaan Shayra tak enak dan mengkhawatirkan ibunya.
Tapi apa boleh buat ia benar-bebar tidak mau menikah dengan seorang Adien.
Pada saat bosan menghampiri barulah Shayra keluar kamar hotelnya. Gadis itu menuju pantai untuk merilekskan diri dan membuang kejenuhannya. Siang yang terik sepertinya sangat cocok untuk berjemur atau mungkin berenang.
Shayra pun hendak membuka pakaiannya akan tetapi baru dua kancing bajunya yang terlepas, sesuatu terlempar keras kearahnya. Sontak Shayra menangkapnya dan ternyata itu adalah jas seorang pria.
Shayra mengerut lantas melepas kaca mata hitam yang bertengger manis dipangkal hidungnya guna menghalau sinar matahari yang silau. Ia menoleh dan tersentak kaget.
"Pakai bajumu Shayra. Kalau mau lepas bukan di sini tempatnya, tapi dikamar kita!" Adien tiba-tiba muncul sambil melipat tangan di dada dengan gagahnya.
Pria itu dengan wajah datarnya menatap Shayra intens dan tidak mau melepas pandangannya dari Shayra. Adien enggan berpaling solah-olah menatap Shayra adalah candu dan oksigen baginya.
"Kau!" Geram Shayra kaget dan kebingungan.
Adien mengernyit dan mendengus meremehkan Shayra. "Kaget aku bisa ke sini atau kaget aku bisa menemukanmu? Hm ...."
Shayra mengepalkan tangannya kesal lalu tanpa aba-aba ia berlari tanpa sadar membawa jas milik Adien guna menghindari pemiliknya.
"Mau kemana kamu, Shayra? Jangan berlari, aku katakan berhenti!!" Geram Adien tak habis pikir.
Kemudian saat Shayra terus tetap berlari tak mendengarkan perkataannya, Adien mengejarnya. Dengan kekuatan prianya menyusul Shayra bukanlah hal yang susah. Tak butuh lama ia berhasil menangkap Shayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
General FictionShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...