Selang lima menit kemudian setelah Shayra menutup matanya, wanita itu tiba-tiba saja membuka kelopak mata dan melotot disertai raut wajah syok.
"Tunggu!" Celetuknya sambil menoleh menatap Adien dan mengulurkan telapak tangannya untuk merasakan suhu tubuh Adien.
"Kamu benar-benar sakit? Duh gimana ini ...," ratap Shayra tak percaya dilanda kebingungan.
Wanita itu mengusap wajahnya kasar sambil mendengus kesal. Dia dan pria yang sakit disampingnya terjebak dalam kamar hotel berdua, Shayra kebingungan tak tahu harus melakukan apapun dan Shayra tak tahu cara keluar, juga tak tahu harus berbuat apa kepada Adien.
Namun jelas saat ia bangkit rasa tak enak menyertai tubuhnya dan hal itu menyebabkan umpatan yang keluar dari mulutnya tak terelakkan.
"Brengs*k dan menyusahkan saja. Ch!! Mau gue tinggal tapi akutuh masih punya jiwa peri yang baik hati, yang mau membantu siapapun tanpa sungkan dan tidak minta balasan."
Tiba-tiba Adien mengangkat tangannya dan melepas Shayra dari pelukannya. Baiklah-baiklah Shayra akan mengurusi Adien setelah ia selesai beres-beres dan juga mandi.
Setelahnya Shayra mengenakan pakaian perempuan yang ditemukannya ada di dalam lemari kamar hotel tersebut.
"Eeeuunnggh ...!"
"Shayra ... Eeennggh! Shayra ..."
Terdengar Adien sedang mengigau dalam tidurnya. Membuat Shayra yang baru selesai mengenakan pakaian menoleh dan menghampirinya.
Shayra langsung saja mendaratkan telapak tangannya untuk mengecek suhu tubuh Adien.
"Astaga!! Tubuhnya terasa semakin panas ...," ringisnya dengan ngeri.
"Aduh aku kok, aku bisa sebodoh tadi, kenapa coba aku lupa menyelimuti tubuh sakit dan lemah ini. " Shayra merutuk sambil menarik selimut menutupi tubuh Adien yang bagian atasnya terbuka. "Sekarang aku harus apa, mau diapakan pria sakit ini?" Keluh Shayra tak menemukan ide sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
Narrativa generaleShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...