Shayra kembali menjalani aktivitasnya sebagaimana biasanya. Bangun pagi, pergi kerja, pulang, dan jika ada pekerjaan Shayra lembur di rumah. Begitulah siklus hidupnya selama beberapa terakhir ini.
Hanya satu rutinitas yang tidak bisa dilakukan olehnya untuk beberapa bulan kedepannya, setelah ia menerima fakta terburuk sekaligus terbaik dalam hidupnya.
Wanita itu melakukan hal biasa sebagaimana biasanya, akan tetapi terasa berbeda oleh orang-orang terdekatnya. Bukan hanya Dinda, Mamanya Karina, atasan jahat si penyihir dan juga Raga yang merupakan rekan kerja orang yang kini Shayra anggap musuh sejak kejadian pria itu memberitahu keberadaan dirinya kepada Adien. Hampir semua orang merasa ada yang berbeda pada dirinya, namun hampir semua orang itu pula tidak tahu perbedaan apa itu.
"Kamu kenapa Shayra?" Bingung Dinda penasaran dengan Shayra yang menurutnya tidak sama lagi dengan biasanya.
Shayra memejamkan mata sambil mengambil nafas pelan-pelan. Masalah jawaban atas keanehan yang terjadi kepada dirinya bukanlah hal yang patut di sepelekan dan Shayra tidak tahu mulai dari mana menjelaskan hal itu untuk memberikan pengertian kepada Dinda terhadap kondisinya.
Raga yang bekerja berada di samping kubikel mendengarkan percakapan tersebut dan ikut menjadi penasaran.
"Iya nih, Shayra kamu ada apa, aku juga merasakan sebuah perbedaan pada dirimu. Mmm, aku seperti melihat kamu berbeda dari biasanya." Raga berkomentar menimpali perkataan Dinda.
Seketika Shayra menatap galak dan mengeluarkan aura permusuhan terhadap Raga, entah karena apa.
"Nggak usah pura-pura bego, ya, Mas Raga. Semua yang aku alami sekarang salah satu penyebabnya adalah Mas Raga, kamu sendiri!!" Cibir Shayra sambil menatap tajam dan menunjukkan telunjuknya di depan mata Raga.
"Aku?" Ulang Raga tak percaya.
"Mas Raga??" Timpal Dinda merasa makin kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
Fiksi UmumShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...