Waktu berjalan begitu cepat dan kini usia kandungan Shayra sudah genap tujuh bulan. Ia masih mual dan sering jatuh sakit karenanya, tapi tidak separah awal-awal bulan kehamilannya. Shayra masih bekerja walau acap kali Adien melarangnya ditambah Lisa sering mengusirnya dari kantor. Anehnya hal itu malah membuat Shayra makin semangat bekerja.
"Aku cuma hamil bukan sakit parah!" Tegas Shayra pada orang-orang yang menentangnya pergi bekerja.
Adien yang mendengar hal itu mengusap wajahnya kasar sambil berdecih kesal. "Iya, aku tahu itu, Shayra. Kamu tidak sakit keras, tapi kondisimu yang hamil begini masih saja memaksakan bekerja, pulangnya kamu pasti terus saja mengeluhkan sakit ini sakit itulah ...." Adien mencoba menyadarkan Shayra, tapi sayangnya hal itu tampak tak berhasil.
"Oh jadi kamu keberatan tiap kali aku minta tolong pijitin kakiku?" Jawab Shayra menjawab sambil menilap tangannya menyalahkan Adien.
"Bukan begitu, Shayra. Aku hanya mencemaskanmu ...."
"Alesan!!"
"Shayra!!" Bentak Karina tak terima mendengar menantunya dibentak anaknya sendiri. Ah, ya. Karina ibunya Shayra memang datang ke sana setelah mendengar perkataan Adien mengenai Shayra yang kelewat keras kepala tak ini berhenti kerja padahal hanya sementara sampai bayinya lahir saja.
"Dengarkan suamimu! Apa yang dikatakan olehnya adalah demi kebaikanmu. Lagipula apa enaknya sih, bekerja dengan jabatan staf rendahan seperti pekerjaanmu?! Harusnya tuh, sudah dikasih enak cuma di rumah dan beristirahat, kamu menurut, Nduk!" Omel Karina yang disetujui oleh Lisa.
Karina dan keluarga mereka yang lainnya seperti Lisa dan suaminya juga Arkan dengan Keysa isterinya ada di sana untuk membujuk Shayra, datang dengan kedok makan malam yang diadakan oleh Adien.
"Betul tuh Tan. Lagian kalo Shayra kerja, perkerjaan tidak ada yang beres dan menambah beban pekerja lain. Bukan cuma itu, akibat berkeliaran di kantor ia jadi sering menyusahkan rekan kerjanya untuk menuruti ke inginan ngidamnya," tambah Lisa membeberkan keburukan Shayra selama di tempat kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaimana Mungkin? [END]
Fiksi UmumShayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-ma...