38. Tidak Cinta Tapi Cemburu

5.4K 268 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shayra terbangun oleh suara berisik yang bersumber dari ponsel milik Adien yang terletak di atas nakas dan berada di sebelah tempat tidur disampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shayra terbangun oleh suara berisik yang bersumber dari ponsel milik Adien yang terletak di atas nakas dan berada di sebelah tempat tidur disampingnya. Wanita itu mengerjap lantas duduk dan meraih ponsel yang pemiliknya masih berada di alam mimpi.

"Aurin," ucap Shayra yang masih mengantuk tiba-tiba membulatkan matanya saat melihat penelepon merupakan seorang wanita.

Seketika entah kenapa dada Shayra terasa seperti dihimpit dan ia merasa sesak susah bernafas. Bisa-bisanya ada wanita yang tak tahu malu menghubungi suaminya di pagi-bagi buta. Hei! Bahkan mentari belum memunculkan sinarnya!!

Shayra mendengus kasar dan akan mengumpati wanita yang telah mengganggu tidurnya dengan menjawab teleponnya.

Akan tetapi belum juga Shayra menggeser jemarinya untuk menjawab panggilan, Adien yang entah kapan bangun tiba-tiba saja meraih ponselnya dari Shayra. Pria itu bahkan dengan cepat beranjak dan berjalan keluar dengan segar bugar padahal baru saja bangun tanpa mengantuk.

Menyaksikan hal itu, ke khawatiran Shayra yang pernah ada kembali muncul.

"Siapa Aurin? Hm, apa dia perempuan yang selama hampir dua hari ini selalu menghubungi Adien?" Bingungnya dengan perasaan yang dilanda cemas.

'Atau jangan-jangan wanita itu punya hubungan gelap dengan Adien dibelakangku dan hal itu jugalah yang membuat Adien berubah dan berengsek juga berhenti menggangguku?' Shayra mulai melamun dan berpikiran buruk.

"Sayang ada apa, hm ... kenapa kamu melamun?" Tanya Adien lembut sambil mengelus rambut Shayra setelah sebelumnya ia kembali masuk kamar dan menemukan Shayra tampak terdiam memikirkan sesuatu.

"Tidak. Aku hanya sedang berpikir siapa wanita yang meneleponmu pagi-pagi begini, tidak tau waktu sekali!" Geram Shayra. "Apakah kalian menjalin hubungan?" Lanjutnya penasaran langsung ke intinya.

Adien tersenyum dan tanpa ragu menjawab, "tentu saja."

"Apa?!!" Shayra membentak spontan menaikkan nada suaranya dan membulatkan kedua matanya bersamaan dengan rasa sakit yang menyesakkan melanda dirinya.

Bagaimana Mungkin? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang