37. Terbongkar

756 40 4
                                    

Hai guys, maaf ya baru bisa update hari ini karena aku lagi mikirin buat ending cerita ini. Terima kasih buat kalian yang udah pantengin perjalanan Adit dan Nanda hingga saat ini udah mencapai 1,6k view. Jangan lupa terus vote Adit dan Nanda serta komen karena komen kalian sangat berarti buat aku.

Happy reading.

***

Putri dan Kapten Reno bergegas membawa Adit keluar dari sana. Diluar ternyata pihak kepolisian dan TNI telah menahan teroris, pembeli, serta anak buahnya. Dengan cepat mereka membawa Adit kedalam mobil dan langsung pergi dari sana. Putri membuka tasnya dan mengambil air minum untuk diberikan kepada Adit serta kotak P3K yang selalu dibawanya.

"Minumlah ini, setidaknya kamu tidak akan dehidrasi.", ucap Putri sambil membantu Adit minum.

"Siapa kamu? Sepertinya aku tidak asing denganmu?", tanya Adit.

"Hey sahabatku, kamu pasti mengenalnya. Kamu pasti tidak percaya saat melihatnya ber..."

"Berhentilah bicara, aku akan mengobati lukanya terlebih dahulu. Sekarang yang kamu butuhkan itu pengobatan pertama. Jika ingin bertanya nanti saja, aku akan mengobatimu dulu."

Putri pun mengobati luka yang ada di wajah dan tubuh Adit dengan hati-hati. Beberapa kali Adit meringis saat obat merah mengenai kulitnya.

"Harusnya aku menghajar mereka habis-habisan, lihatlah apa yang mereka perbuat kepadamu. Mereka memukulimu terus tanpa memberimu makan maupun minum.", kesal Putri.

"Wah, sepertinya perempuan disampingmu sangat marah Dit.", ledek Reno.

"Berhentilah meledekku atau aku akan melemparmu dari mobil ini.", ancam Putri.

Beni dan Rendi pun terkekeh melihat perdebatan antara Reno dan Putri. Mereka tahu betul jika Putri bertugas jangan mengajaknya bercanda atau tanggung sendiri akibatnya.

"Berhentilah meledeknya Kapten Reno, biarkan dia mengurus Adit terlebih dahulu.", saran Rendi.

"Tapi Put, sebaiknya Kapten Reno kita turunkan saja dari mobil ini. Aku yakin pasti saat dibelakang, hanya dirimu yang banyak bertarung sedangkan kapten Reno takjub melihat aksimu.", ujar Beni.

"Hey, enak saja aku juga mempertaruhkan nyawaku tahu untuk nyelamatin temanku tahu.", bantah Reno.

"Aku tidak percaya denganmu."

"Berhentilah berdebat atau kusumpal mulut kalian dengan kaos kaki ku. Kalian membuatku pusing."

"Put kamu pusing, sepertinya kamu kecapean deh. Kamu sudah minum?"

"Belum kak dari tadi."

"Ya ampun Put kamu ini kebiasaan deh. Khawatir sama orang tapi sama diri sendiri lupa. Kamu minum sana yang banyak abis itu istirahat dulu."

"Dari tadi juga aku duduk kali kak, kakak tenang aja aku nggakpapa kok. Kamu jangan banyak bergerak Dit, atau akan memperparah keadaanmu."

Selama perjalanan menuju rumah sakit, Putri menuruti perkataan Rendi yang menyuruhnya beristirahat. Sesampai dirumah sakit, Adit langsung dibawa ke IGD untuk ditangani dokter.

"Put, mending kamu pulang aja dulu sana. Urusan disini biar kami yang tangani.", suruh Rendi.

"Nggak deh kak, aku disini aja. Lagian aku nggak kenapa-kenapa juga, paling bentar lagi dokter keluar."

"Tapi...", ucapan Rendi terpotong saat dokter keluar.

"Dok, gimana keadaan pasien?", tanya Putri.

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang