46. Curiga

588 26 0
                                    

Setelah Nanda pamit dengan suaminya, ia langsung masuk kedalam rumah menuju tempat orang itu.

"Ya aku disini menghadirinya, dan kamu tahu ternyata anak itu masih hidup."

"..."

"Dia mengajar di sebuah kampus daerah Bandung. Aku sudah mengirim fotonya kepadamu bukan?"

"..."

"Ya, kamu harus menyuruh anak buahmu mengawasi anak perempuan itu. Tapi, masalahnya anak itu sudah menikah dengan seorang prajurit."

"..."

"Oke, aku akan mengawasi suaminya dan anak buahmu mengawasi anak itu."

Orang itu pun memutuskan panggilannya lalu pergi dari sana. Nisa pun keluar dari persembunyiannya dan kembali ke tempat acara.

"Nda kamu kok lama banget?", tanya Adit khawatir.

"Tadi aku ngerasa lelah bang, jadi aku duduk dulu didalam.", jawab Nisa.

"Kamu capek ya? Yuk kita masuk aja kedalam terus kamu istirahat nanti biar aku yang bilang ke mama papa."

"Nggak perlu bang, ini udah enakan kok, aku nggak enak kalo ninggalin acara ini. Lagian aku yakin sebentar lagi para tamu pulang kok.", ucar Nanda.

"Yaudah, kamu duduk sekarang ya nggak usah banyak aktivitas yang bisa buat kamu kecapean."

Nanda pun mengangguk lalu kembali memperhatikan orang itu secara tidak langsung.

'Siapa orang yang ditelponnya tadi ya?', pertanyaan yang ada dikepala Nanda.

"Pa, Nda boleh nanya sesuatu nggak?"

"Tanya apa?"

"Hmm, itu siapa ya?", tanya Nanda menunjul orang tersebut.

"Oh itu Sertu Ahmad, dulu waktu kakak kamu masih kecil dia sempat jadi ajudan papa tapi nggak lama. Emang kenapa sayang nanya gitu? Kamu kenal?"

"Oh enggak kok pa, nggak sengaja tadi waktu Nda kedalam ngeliat dia didalam rumah. Kayaknya sih habis dari toilet."

"Oh, kirain papa kamu kenal. Gimana kamu suka nggak pestanya?"

"Suka pa, makasih ya pa."

"Sama-sama sayang, maaf ya kalau papa belum tahu banyak apa yang kamu suka sama enggak."

"Nggak masalah kok pa, kita juga kan baru ketemu. Jadi wajar kalau papa belum terlalu mengenal Nanda."

Nanda tahu perasaan papanya saat ini, ia pun langsung memeluk papanya.

"Pa apapun yang sudah terjadi dan yang akan terjadi kedepannya nanti, bukan salah papa atau siapapun. Ini sudah menjadi takdir kita, termasuk Nanda berpisah dengan kalian."

"Papa akan selalu berusaha melindungi kalian nak. Kamu dan kak Bagas segalanya bagi papa dan mama."

"Waduh ini anak sama papanya malah asyik disini berdua. Mama dan kak Bagas dilupain deh.", ledek Bagas.

Nanda melepas pelukannya dan tersenyum melihat kakaknya datang bersama Arga.

"Arga, sini sama tante dulu.", panggil Nanda, Arga pun langsung mendekatinya.

"Tante darimana tadi? Arga cari-cari tante nggak ada.", tanya bocah dipangkuan Nanda tersebut.

"Tante tadi habis dari toilet, sayang. Kenapa cari tante?"

"Om Adit bilang, Arga harus jagain tante sama dedek bayi dari orang jahat."

"Wahh, kalo Arga yang jagain tante sama dedek bayi pasti akan aman.", ucap Nanda tersenyum.

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang