9. Pecah

912 44 0
                                    

"Nanda! Kamu dari mana aja! Kamu tahu kan bentar lagi kamu akan nikah, malah kelayapan nggak jelas! Kamu mau bikin keluarga kita malu!", bentak tante Shinta.

"Ma, udah. Nda kan baru pulang pasti dia capek. Mungkin aja Nda pergi karena urusan ini penting banget, iya kan Nda?", tanya mbak Dewi kepada Nanda.

"Iya mbak.", jawabnya pelan yang masih setia menunduk.

"Kepentingan apa yang lebih penting dibandingkan acara pernikannya!", ucap tante Shinta yang masih emosi.

"Udah, ma lagian Nda juga udah pulang. Nanda masuk kamar.", perintah om Damar dan langsung dituruti oleh Nanda.

"Aku nggak habis pikir pa dengan kelakuannya yang enggak pernah berubah. Selalu aja buat masalah, harusnya dia berpikir secara dewasa apalagi bentar lagi dia akan menikah. Kapan dia mau berhenti buat malu keluarga.", ucap tante Shinta.

"Ma, Nanda kan udah pulang juga. Mending kita fokus nyiapin acara buat pengajian besok.", kata mbak Indah yang menenangkan tante Shinta.

"Iya sayang, kamu benar.", jawab tante Shinta.

Nanda memasuki kamarnya dan membaringkan tubuhnya dikasur. Nanda akan membersihkan diri tetapi tidak jadi karena ponselnya berdering.

"Halo, Assalamualaikum."

"..."

"Ini baru sampe, malah udah dikamar."

"..."

"Ya, biasa la. Kayak nggak tahu aja."

"..."

"Udahla, santai aja. Dah ya gue mau istirahat, Assalamualaikum."

"..."

Sambungan telpon pun terputus, Nanda langsung bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai membersihkan diri, Nanda kearah balkon dengan membawa buku dan tab nya. 'Kamu harus kuat Nda, kamu pasti bisa ngelewatin semua ini.', teriaknya dalam hati. Orang-orang yang melihatnya mungkin berpikir dia adalah sosok yang tangguh, tapi kenyataan dia hanyalah gadis rapuh yang selalu menyimpan segalanya sendiri.

***

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam.", jawab serentak orang didalam.

"Akhirnya kamu pulang, Dit. Kamu enggakpapa kan?", tanya mama Adit yang menyambut kepulangan Adit.

"Adit nggakpapa kok ma."

"Kakak kira kamu nggak bakal pulang kesini Dit, mau kabur dari acara nikahan kamu.", canda Bayu.

"Huss, bang ngomong apaan sih.", tegur Gita.

"Enggak kok kak. Lagian kemanapun Adit kabur, pasti mudah kalian bakal nemui Adit.", ucap Adit membalas gurauan kakaknya.

"Udah deh, sekarang Adit kekamar terus istirahat."

"Yaudah, Adit kekamar ya.", kata Adit dan langsung menuju kamarnya.

Sesampai dikamar Adit langsung membersihkan diri dan beristirahat ditempat tidur. Adit mengambil ponselnya yang sudah 5 hari ini tidak dibukanya. Terlintas dipikirannya untuk menelpon Nanda.

Adit POV

Aku baru saja membersihkan diri dan berbaring di tempat tidur yang sangat jarang kutiduri. Entah mengapa terlintas dipikiranku untuk menelpon Nanda.

'Telpon nggak ya?', batin Adit.

"Telpon aja deh.", ucapku.

Awalnya aku chat dia, tapi sepertinya dia tidak membacanya. Jadi, aku langsung menelponnya dan tidak seperti biasanya dia langsung menjawab panggilanku.

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang