21. Suka/Duka?

738 40 0
                                    

"Selamat ya bu, ibu positif hamil.", ucap dokter.

"A.a.apa dok, saya hamil?", ucap Nanda memperjelas.

"Iya, bu usianya sudah 3 minggu. Tolong dijaga kandungannya ya bu, jangan terlalu capek dan stress. Ini ada resep yang harus ibu tebus.", pesan dokter.

"Terima kasih ya dok.", ucap Nanda lalu keluar dari ruangan.

"Apa kata dokter?", tanya Rendi yang cemas.

"Kamu bakal dapet ponakan kak.", ucap Nanda antusias.

"Wah.. Selamat ya Nda, semoga kehamilan kamu ini lancar dan baby nya kuat seperti ibunya."

"Aamiinn."

"Yaudah, yuk aku anter pulang.", ajak Rendi.

"Hmmm kak kayaknya aku pulang sendiri aja deh. Aku nggak enak ngerepotin kakak dan apa kata orang-orang disana kalo aku diantar oleh laki-laki lain. Bisa-bisa ada fitnah dan bang Adit jadi salah paham."

"Oke deh, kalo gitu aku pamit ya, bye Nda".

"Bye kak Ren."

Nanda pun segera menuju apotek menebus resep yang diberikan dokter tadi. Setelah selesai ia segera pulang kerumah. Ia ingin masak makanan spesial untuk Adit dan akan memberitahukan kabar bahagia ini. Sesampai dirumah Nanda langsung berkemas rumah dan memasak makanan kesukaan Adit.

Saking asyiknya Nanda memasak, ia sampai lupa untuk memberi kabar Adit untuk jangan pulang terlalu malam. Ia pun mengambil ponselnya dan mengetik pesan kepada Adit. Usai memasak, ia segera membersihkan diri dan menunggu Adit pulang. Tiba-tiba ponsel Nanda berdering dan tertera nama 'Dina' disana yang langsung ia angkat.

"Assalamualaikum, ada apa Din?"

"Wa'alaikumsalam, Nda aku denger dari kak Rendi kamu pingsan ya?", tanya Dina khawatir.

"Iya, tapi aku nggakpapa kok. Ohiya aku punya suprise buat kamu."

"Apa?", tanya Dina penasaran.

"Kamu bentar lagi dapet ponakan.", ucap Nanda dengan girang.

"Serius Nda, Waaahh.... Aku seneng banget. Pokoknya kamu nggak boleh capek-capek, nggak boleh stress, dan harus makan yang sehat. Kamu udah kasih tahu sama Adit?"

"Ini aku udah masak makanan kesukaan, jadi nanti malam aku mau kasih suprise ke abang."

"Iiihhhh... sweet banget sih, good luck ya."

"Doain ya, udah dulu ya nanti abang pulang aku nggak tahu lagi, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

***

Hari sudah gelap namun Adit belum juga pulang padahal Nanda sudah mengirim pesan ke Adit. Nanda pun mengambil ponselnya mencoba menelpon Adit tapi tidak ada jawaban. Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, akhirnya ada suara mobil Adit. Nanda pun langsung menuju pintu untuk membukakan pintu tetapi Adit sudah membukanya duluan.

"Bang, kok kamu baru pulang. Kan aku tad....", perkataan Nanda langsung dipotong Adit.

"Siapa laki-laki itu?", tanya Adit sambil menatap Nanda.

"Laki-laki mana, bang?", tanya Nanda tidak paham.

"Sudahlah jangan bohong lagi, aku tahu kamu selama ini kamu selingkuh kan dibelakang aku. Kamu diam-diam selalu bertemu sama laki-laki itu diluar sana kalau aku sedang pergi bertugas atau saat kamu ke kampus.", ucap Adit.

"Laki-laki mana bang, aku bener-bener nggak ngerti apa yang kamu omongin.", ucap Nanda.

"Apa bukti ini cukup agar kamu mengaku?", tanya Adit yang melemparkan amplop coklat.

Nanda pun mengambil amplop tersebut dan melihat isinya. Betapa terkejutnya Nanda bahwa isi amplop itu ialah foto-foto saat ia bertemu dengan Rendi dan Beni.

"Bang mereka cuma temen-temen aku nggak lebih.", jawab Nanda membela diri.

"Temen kamu bilang. Mana ada temen lawan jenis sedekat ini. Ingat Nanda kamu itu sudah suami! Jangan jadi wanita murahan!", bentak Adit membuat Nanda syok.

Nanda tidak menyangka kata-kata hina seperti itu dilontarkan kepadanya oleh suaminya sendiri. Nanda masih duduk tidak bereaksi karena dia masih bingung darimana semua foto-foto tersebut. Adit pun langsung masuk kekamar dan mengambil pakaiannya lalu keluar lagi.

"Bang, kamu mau kemana?", tanya Nanda

"Bukan urusan kamu.", ucapnya dingin dan meninggalkan rumah.

'Ya Allah ujian apalagi yang engkau berikan kepadaku. Kuatkanlah hamba ya Allah dalam menghadapi ujian ini.', batin Nanda yang sudah menangis. Nanda benci kalau harus menangis seperti ini, karena ini akan mengingatkannya kembali semua luka yang dia pendam sendiri selama ini. Tiba-tiba ponsel Nanda berdering dan langsung diangkatnya begitu ia tahu siapa yang menelponnya.

"Halo, Assalamualaikum."

"..."

"Oke, aku kesana sekarang."

Nanda pun memutuskan sambungan telpon dan segera pergi. Tapi sebelum pergi ia membereskan meja makan dan menuliskan surat untuk Adit. Surat tadi ia selipkan di salah satu buku waktu itu. Ia juga melihat foto Adit sebelum benar-benar meninggalkan rumah.

'Semoga kamu selalu hidup bahagia ya bang.', batin Nanda lalu meletakkan kembali foto Adit ketempatnya.

***

Disebuah ruangan ada seorang perempuan bersama laki-laki sedang berdiskusi. Tampak raut wajah perempuan sangat serius membaca berkas yang diberikan atasannya.

"Put, bagaimana?", tanya laki-laki tersebut.

"Baik pak, saya akan segera kesana dan melihat langsung kondisinya. Setelah itu saya akan mengabari bapak secepatnya dan mengatur strategi."

"Saya tahu, kamu pasti bisa. Saya selalu mengandalkan kamu dalam setiap tugas seperti ini. Laporkan kepada saya apapun yang terjadi disana karena saya akan mengabari pihak TNI agar mereka segera melakukan operasi penyelamatan sandera."

"Baik, pak. Saya permisi dulu untuk menyiapkan perlengkapan dan langsung berangkat."

"Silahkan Put."

Perempuan itu pun keluar dan langsung mengambil perlengkapan lalu langsung berangkat menuju lokasi yang sangat jauh. Ia membuka dompetnya dan melihat foto dirinya bersama ibunya.

'Bu, doakan aku agar misi kali ini berhasil tanpaterluka.',batinnya.

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang