"Nandaaaa...", teriak Adit sambil memegang tubuh Nanda yang ambruk dan sudah bersimbah darah.
"Enggak, ini nggak mungkin kamu kan.", ucap Adit yang masih tidak percaya namun ia melihat gelang yang dipakai perempuan itu. Ya gelang hadiah dari Adit waktu itu.
"Bang, Nda seneng banget bisa ketemu kamu lagi.", ucap Nanda dengan senyum namun menahan rasa sakit.
"Ayo Dit, buruan kita cepat bawa Nanda dari sini. Dia harus segera mendapat pertolongan.", teriak Rendi yang mendekati mereka.
"Izin ndan, kami segera menuju titik penjemputan terakhir."
"Baiklah, apa ada yang terluka?"
"Izin pak, salah satu dari kami terluka parah dan harus segera mendapat pertolongan.", ucap Rendi.
'Kenapa Nda bisa disini? Sejak kapan?', tanya Adit dalam hati.
"Baiklah kami sebentar lagi sampai."
Mereka pun segera membawa Nanda dan para sandera lainnya menuju titik penjemputan. Adit masih tidak percaya jika istrinya rela menyelamatkan dirinya tadi padahal Adit sudah sangat melukai hatinya. Helikopter telah sampai bersama beberapa kapal, segeralah Adit dan timnya serta Rendi dan Beni naik. Adit sama sekali tidak melepaskan tubuh Nanda dari dirinya.
"Tenanglah Dit, Nanda pasti bisa bertahan.", hibur kak Rendi.
"Benar apa yang dikatakan kak Rendi, Nanda pasti bisa bertahan. Saya tahu dia perempuan kuat, buktinya dia bisa melewati kehidupannya sampai saat ini. Dia melakukan ini karena dia mau melindungi orang yang sangat berarti baginya.", tambah Beni.
"Aku tidak tahu harus apa sekarang, bagaimana bisa dia rela melindungiku...", ucap Adit sambil menatap Nanda.
"B.bang, K..k.kamu j.jang..an kha..wa..tirin a.aku. Y..yang p..p.penting k.ka.mu se..sela.mat. A.ak.u re.la p.per.gi a..asa.l k.ka.mu hi.dup b.ba.ha.gia.", kata Nanda terbata-bata.
"Enggak Nda, jangan ngomong gitu. Kamu pasti selamat, dan kita bisa sama-sama lagi.", ujar Adit menaham air matanya.
"M.ma.af.fin a.aku ya bang k.ka.lo se.sela..ma ini a.aku c.cu.ma j.jadi p.peng.hal.lang k.ke.ba.hagian k.kamu."
"Enggak Nda, justru aku bahagia sama kamu. Harusnyan aku yang minta maaf sama kamu.", timpal Adit namun tidak ada jawaban lagi dari Nanda.
Rendi, Beni, beserta timnya hanya bisa diam melihat Adit dan Nanda. Mereka juga dapat melihat bagaimana Nanda rela menyelamatkan Adit tanpa perduli keselamatannya sendiri. Mereka hanya berharap agar Nanda bisa bertahan sampai mereka tiba nanti.
Sesampai dirumah sakit, Nanda langsung dibawa keruang operasi karena keadaannya sudah sangat kritis dan lemah. Adit menunggu diluar ruang operasi dengan sangat khawatir.
'Nda, kamu harus bertahan jangan tinggalin aku. Maafin aku yang sudah menambah penderitaan kamu selama ini.', ucap Adit dalam hati dengan penuh sesal.
Entah sudah berapa lama Adit menunggu diluar, akhirnya dokter pun keluar yang menandakan operasi telah selesai. Adit pun mendekati dokter.
"Dok, gimana keadaan istri saya?"
"Keadaannya sangat lemah, apa istri bapak sedang hamil?", tanya dokter tersebut.
"Iya pak, apa ada masalah dengan calon anak kami?", tanya Adit khawatir.
"Tidak pak, justru anak bapak sangat kuat disana. Sepertinya istri bapak sangat menjaganya tapi yang saya khawatirkan kondisi istri bapak."
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO CHOICE
ChickLitAditya Putra Dirgantara, seorang TNI AD berpangkat Kapten yang dikenal dengan julukan 'manusia es'. Di usia 27 tahun Adit memiliki karir yang bagus, namun tidak dengan jodoh. Nanda Putri Pertiwi, seorang gadis manis dan aktif berusia 23 tahun yang...