35. Risau

592 34 1
                                    

  Sesuai dengan ucapan Adit kemarin, malam harinya Adit sudah di camp bersama timnya. Mereka akan menangani masalah teroris yang menyeludupkan senjata ilegal dan narkoba ke Indonesia. Mereka sudah menerima informasi mengenai lokasi yang ternyata sangat berbahaya.

Nanda sebenarnya merasa bosan dirumah, namun Adit menyuruhnya untuk banyak beristirahat. Banyak sekali pesan yang diberikan Adit kepadanya.

“Ingat kamu jangan lupa makan makanan yang sehat dan banyak, minum susu, vitamin juga jangan malas. Kamu nggak boleh jajan sembarang dan kecapean. Selama aku pergi kamu nggak usah keluar rumah kalo nggak terlalu penting, kalo ada apa-apa langsung telpon mama dan teman-teman kamu.”, ujar Adit kepada Nanda.

“Iya bang kamu tenang aja, aku akan ingat semua pesan kamu.”

“Aku berangkat ya, kamu jaga diri selama aku pergi. Assalamualaikum.”

“Wa’alaikumsalam, hati-hati ya bang.”

Hari ini entah kenapa perasaan Nanda tidak enak padahal Nanda sudah biasa ditinggal Adit misi.
Kenapa perasaanku tidak enak, padahal baru beberapa hari Adit pergi tapi aku selalu memikirkannya. Apa terjadi sesuatu dengannya disana? Tidak, aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Adit dan timnya pasti baik-baik saja.’, batin Nanda.

Nanda tersadar dari lamunannya karena ponselnya berdering.

“Halo, Assalamualaikum Din.”
“Wa’alaikumsalam, Nda kamu dimana?”
“Aku dirumah bentar lagi aku mau kekampus.”
“Ngapain kamu kekampus?”
“Aku mau ngurus daftar wisuda.”
“Yaudah bareng sama aku aja ya, Adit kan nggak ada jadi biar aku jemput kamu dirumah ya.”
“Enggak usah Din, biar aku bawa mobil abang aja.”
“Emang kamu bisa?”
“Din ini hanya mobil bukan pesawat.”
“Yasudah kamu hati-hati dijalan, sampai ketemu dikampus.”
“Kamu mau kekampus juga Din?”
“Iyalah Nda, aku bimbingan terakhir sekalian mau daftar sidang.”
“Wah nyusul juga akhirnya Din.”
“Iya dong, ini juga berkat bantuan kamu yang udah bantuin aku ngerjain tesis.”
“Aku kan cuma bantu kamu sedikit sisanya hasil kerja keras kamu. Sudah dulu ya, kalo bicara sama kamu terus kapan aku jalannya. Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumsalam.”
Nanda pun memutuskan sambungan telpon dan mengambil kunci mobil di dalam kamar. Tidak lupa ia membawa tab dan beberapa berkas untuk melengkapi persyaratan daftar wisuda. Dirasa Nanda sudah cukup, bergegaslah Nanda meuju mobil dan mengendarainya menuju kampus.
Sesampai dikampus ia langsung menuju ruang administrasi menyelesaikan urusannya sekaligus menunggu Dina. Tidak lama setelah urusan Nanda selesai, ia melihat Nanda berlari menuju kearahnya.
“Nda, mbak Sri masih ada kan?”
“Masih, cepet buruan masuk nanti keburu dia pergi makan siang.”
“Iyaiya kamu tunggu aku disini ya.”
Nanda pun menunggu Dina di kursi yang ada di koridor gedung administrasi. Sekitar 15 menit Nanda menunggu, akhirnya Dina keluar.
“Gimana udah selesai Din?”
“Udah Nda, yuk kita makan laper banget aku.”
“Kamu pasti nggak sarapan kan pagi tadi.”, tebak Nanda.
“Hehehe, kamu tahu aja, semaleman aku ngerjain tesis karena aku harus cepet nyelesain sebelum bapaknya pergi keluar. Untung aja masih sempet ketemu tadi jadi langsung di acc nya. Makasih banyak ya Nda udah bantuin aku jadinya kelar juga tesis aku.”
“Nggak perlu terima kasih Din, kamu itu sahabat aku jadi apapun kesulitan kamu pasti aku akan bantu. Yuk kita makan, katanya tadi laper.”
“Iya, yuk keburu nanti rame, kita mau makan dimana?”
“Gimana kalo kita makan tempat biasa.”
“Ayok.”
Nanda dan Dina pun keluar dari gedung menuju kantin kampus. Mereka memang cukup sering makan disini selama mereka kuliah. Sesampai dikantin, Dina langsung memesan makanan mereka. Tidak lama makanan pun datang dan langsung mereka makan dengan lahap. Lagi asyik makan, ponsel Nanda berdering.
Assalamualaikum ma.”

Wa’alaikumsalam Nda, kamu dimana? Kok kayaknya berisik banget.

“Nanda lagi makan dikantin kampus ma. Tadi nyelesain daftar wisuda.”

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang