Pagi ini Nanda sudah bersiap dengan seragam persitnya karena satuan mereka kedatangan tamu. Sudah dari kemarin-kemarin Nanda sibuk bersama ibu-ibu lainnya, serta seudah diberi tugas masing-masing oleh istri danyon yakni ibu Kamila. Sebenarnya Nanda mengorbankan ujiannya yang jatuh hari ini, tapi Adit bilang acara ini sangat penting. Sebagai istrinya Adit, Nanda harus hadir di acara tersebut.
Bahkan Dina pun ingin marah kepada Adit yang keras kepala meminta Nanda untuk tidak kekampus dulu jika ada jadwal bimbingan, padahal Dina tahu jika Nanda sudah menunggu ujian ini dalam waktu lama dan ujian ini akan menentukan kelulusan Nanda. Nanda pun harus menerima konsekuensinya yakni menunggu pengujinya pulang menyelesaikan penelitiannya diluar yang entah kapan pulangnya.
'Aku harap semua ini cepat berlalu.', batin Nanda.
"Nda, sudah siap. Yuk buruan, nanti kita telat.", panggil Adit mengejutkan Nanda.
"Iya, bang ini udah selesai kok.", jawab Nanda yang langsung menyusul Adit.
Mereka pun pergi berjalan kaki menuju tempat acara. Sesampai disana, Nanda langsung bergabung dengan ibu-ibu persit lainnya dan ikut membantu pekerjaan disana. Ibu-ibu disana sudah menolak secara halus bantuan Nanda dengan alasan pangkat Adit lebih tinggi dibanding suami mereka, tapi berkali-kali Nanda katakan kita dimata Allah itu sama.
Adit memperhatikan interaksi Nanda dengan ibu-ibu persit lainnya, Nanda tetap menghormati mereka selayaknya orang yang lebih tua darinya. Adit senang dengan sikap dewasa Nanda yang tidak menggunakan jabatan suaminya. Adit berjalan mendekati Nanda karena tamu sudah hampir tiba.
"Maaf ibu-ibu semua, saya mau jemput Nanda karena tamu sudah dekat.", ucap Adit.
"Saya permisi dulu ya ibu-ibu.", kata Nanda dengan senyumnya.
"Iya, mbak Adit.", ucap mereka.
Nanda dan Adit segera kedepan karena Nanda diberi tugas untuk memberikan bunga kepada tamu. Akhirnya tamu beserta rombongan lainnya telah sampai ditempat acara. Segeralah mereka menyambut para tamu dengan senang hati. Nanda langsung mendekat lalu memberikan bunga kepada tamu dengan senyuman.
Nanda POV
Saat tamu datang, aku langsung mendekat ke mbak Kamila dan tersenyum ramah. Aku mencoba bersikap profesional padahal pikiranku sedang tidak karuan. Bayangkan saja bagaimana aku bisa mengorbankan ujianku untuk acara ditempat kerja suamiku. Acara selesai siang hari tetapi ia masih tidak bisa meninggalkan tempat. Padahal Nanda sudah sangat kelelahan dengan kegiatan hari ini sampai omongan-omongan yang tidak enak didengar Nanda.
"Dia kan menantu wakil jendral, jadi bisa leha-leha saja."
"Mbak Kamila juga terlalu memanjakannya hanya karena dia baru pertama kalinya mengikuti kegiatan seperti ini."
"Iya bener kata mbak, dia dapat tugas yang enak padahal ini pertama kalinya ia ikut kegiatan. Kegiatan mingguan ia tidak pernah ikut, alasannya karena ia sibuk kuliah."
Masih banyak lagi omongan tidak enak yang didengar Nanda, tetapi Nanda tidak menghiraukannya. Bagi Nanda apapun tugas yang diberikannya ia akan lakukan dan ia juga tidak sungkan untuk membantu yang lainnya. Tapi Nanda bisa apa, penilaian orang lain-lain kan. Sekarang Nanda sedang mencari Adit yang sedari tadi tidak kelihatan.
'Mana sih bang Adit, nggak tahu apa aku mau pulang sekarang.', omelnya dalam hati.
"Apa aku pulang aja ya? Aku capek banget, mana aku harus ngajar kelas lagi besok. Harusnya juga hari ini aku udah bisa pake gelas master tapi mungkin ini udah takdir.", ucap Nanda kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO CHOICE
ChickLitAditya Putra Dirgantara, seorang TNI AD berpangkat Kapten yang dikenal dengan julukan 'manusia es'. Di usia 27 tahun Adit memiliki karir yang bagus, namun tidak dengan jodoh. Nanda Putri Pertiwi, seorang gadis manis dan aktif berusia 23 tahun yang...