19. Bahagia Sebentar

748 32 0
                                    

2 minggu sudah Adit pergi bertugas dan semalam Adit mengabari kalau ia akan pulang hari ini. Jadi, Nanda sengaja selesai mengajar kelas langsung pergi berbelanja untuk memasak. Entah kenapa Nanda sangat senang memasakkan makanan untuk Adit hari ini. Nanda segera membereskan barang bawaannya dan keluar kelas.

"Nda", panggil seseorang yang ternyata Dina.

"Apa Din?", tanya Nanda.

"Kamu dipanggil prof Bambang, katanya ada yang dia ingin sampaikan."

"Oke makasih ya infonya.", ucap Nanda dan langsung menuju keruangan prof Bambang.

Sesampainya Nanda di depan ruangan prof Bambang, ia mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masuk.", teriak orang dari dalam.

"Permisi pak, bapak panggil saya?", ucap Nanda pelan.

"Iya, silahkan masuk Nanda. Saya punya kabar untuk kamu."

"Apa itu pak?", tanya Nanda penasaran.

"Saya dapat kabar kalau dosen penguji tesismu akan pulang sekitar 1 bulan lagi, jadi setelah mereka sampai ia akan menguji kamu. Apa kamu siap untuk ujian terakhirmu?", tanya balik prof Bambang.

"Siap pak, Nanda akan siap kapan pun.", ucap Nanda semangat.

"Bagus, kali ini jangan sia-siakan lagi ujianmu seperti waktu itu."

"Baik pak."

"Itu saja yang ingin saya sampaikan, kamu boleh pergi."

"Terima kasih pak, saya permisi dulu.", ucapnya Lalu pergi.

Nanda sangat senang sekali, setelah sekian lama menunggu akhirnya dia mendapat kepastian kapan kepulangan dosen pengujinya. Tidak lama lagi ia akan menyelesaikan study nya dan mendapat gelar. Hari ini mungkin hari paling membahagiakan bagi Nanda. 'Terima kasih ya Allah, Engkau telah memberikan sedikit kebahagian untuk hamba.', gumannya dalam hati. Nanda langsung pergi ke supermarket sebelum pulang kerumah.

Dirumah, Nanda langsung mengganti pakaiannya dan menuju dapur. Memang bukan makanan seperti restoran yang dimasak Nanda melainkan makanan rumahan. Tapi, selama ini Adit tidak pernah mengeluh tentang makanan Nanda. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 5, Nanda telah menyelesaikan semua pekerjaannya. Nanda langsung menuju kamar untuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya untuk menyambut kepulangan Adit.

"Apa aku harus beri tahu Adit ya kalau aku sebentar lagi akan sidang akhir?", ucap Nanda.

"Tapi, kayaknya nanti aja deh kalau dah deket-deket aja.", tambahnya lagi lalu beralih ke tab nya untuk menyiapkan bahan mengajarnya besok.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, bang. Gimana tugasnya, lancar?", tanya Nanda sambil mengambil tas Adit.

"Alhamdulillah lancar, kamu sendiri engga ada masalah di kampus?", tanya balik Adit.

"Alhamdulillah lancar, nggak ada masalah."

"Yaudah, sana abang bersih-bersih dulu abis itu kita sholat magrib bareng. Ohiya aku udah masak makanan kesukaan abang lho.", kata Nanda dengan antusias.

"Iyaiya, kayaknya seneng banget hari ini. Nda kangen ya sama abang...", goda Adit.

"Apaan sih gombal mulu, udah sana mandi.", usir Nanda.

Adit pun terkekeh melihat sikap Nanda yang menurutnya mengemaskan. Adit segera masuk kekamar dan membersihkan diri. Selagi Adit mandi, Nanda menyiapkan pakaian Adit dan membawa pakaian kotornya kebelakang. Nanda kembali keruang tamu dan membuka kembali tab nya untuk menyelesaikan pekerjaannya tadi.

"Serius banget sih sampe suaminya dicuekin.", ledek Adit.

"Tanggung dikit lagi juga selesai."

"Kamu kenapa sih Nda sering banget ngajar dikampus?", tanya Adit.

"Karena dosen yang bersangkutan sedang diluar, jadi mereka memintaku untuk menggantikan mereka.", jawab Nanda yang sudah meletakkan tab nya di meja.

"Tapi kan kamu juga masih harus nyelesain tesis kamu. Terus kalo kamu sakit gimana."

"Nggakpapa bang, lagian bagus kan kalo aku mengamalkan ilmu yang aku punya."

"Iya juga sih."

"Bang, tumben banget tugas kali ini lama dari biasanya?", tanya Nanda.

"Karena emang agak sulit dari biasanya."

"Tapi kalian semua nggakpapa kan?"

"Alhamdulillah kami semua baik-baik aja."

"Alhamdulillah deh kalo gitu."

Mereka menghentikan percakapan saat mendengar adzan magrib berkumandang. Seperti biasa, Nanda akan menyiapkan peralatan sholat mereka dan sholat berjamaah. Setelah menjalankan ibadah sholat, Nanda salim dengan Adit dan berdoa.

'Ya Allah hamba mohon, ampunilah dosa kami, dosa yang sengaja kami perbuat maupun yang tidak sengaja. Berikanlah kesehatan kepada Adit agar dia selalu bisa menjalankan tugasnya. Ya Allah, jika kami sedang ada dijalan yang salah, maka tegurlah kami Ya Allah. Ya Allah lindungilah rumah tangga kami, jangan Engkau biarkan ada yang berniat merusaknya. Hamba akan sekuat tenaga mempertahankan rumah tangga ini, tapi jika memang Engkau berkehendak lain maka hamba akan berusaha ikhlas. Aamiinnn.', Nanda menyudahi doanya.

Nanda segera melepaskan mukenanya dan membereskannya. Nanda melihat Adit sedang memainkan ponselnya. Nanda keluar kamar menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Terlihat Adit sudah keluar kamar menuju meja makan dan menatap makanan yang sudah dimasak Nanda.

"Makan yuk bang."

"Ini kamu yang masak.", tanya Adit.

"Iyalah, emang mau siapa lagi."

"Aku kira kamu beli.", ledek Adit.

Nanda tidak membalas candaan Adit, ia lebih memilih untuk menyendokkan nasi kedalam piring Adit dan yang lainnya. Nanda juga melakukan hal yang sama dengan piringnya.

"Gimana, enak nggak?", tanya Nanda.

"Enak kok, lagian kalo kamu yang masak pasti selalu enak."

"Apaan sih, aku juga masih belajar.", jawab Nanda.

Nanda dan Adit menikmati makan malam mereka dengan hikmat. Usai makan, Nanda segera membereskan meja makan lalu mencuci piring. Sedangkan Adit, selalu sibuk dengan ponselnya tanpa menghiraukan Nanda yang sibuk dengan pekerjaan rumah. Nanda tidak menanyakan apa yang dilakukan Adit terhadap ponselnya karena Nanda pikir itu privasi seseorang.

"Dit, kamu belum mau istirahat. Ini sudah malam lho.", tanya Nanda.

"Ini udah mau istirahat, harusnya kamu yang istirahat. Aku tahu kok pasti kamu capek banget kan. Makasih ya kamu selalu berusaha menjadi istri yang baik untukku dan maaf aku belum bisa menjadi suami yang baik untuk kamu.", ucap Adit.

"Bagi aku kamu itu suami yang sangat hebat, kamu tidak hanya melindungi aku tapi juga orang lain.", kata Nanda sambil tersenyum kepada Adit.

"Makasih ya kamu selalu ada disamping aku dan kasih aku semangat.", kata Adit sambil memeluk tubuh kecil Nanda.

"Iya sama-sama.", jawab Nanda yang membalas pelukan Adit.

Adit semakin mengeratkan pelukannya ditubuh kecil istrinya yang sangat baik kepadanya. Akhirnya mereka tertidur sambil berpelukan.

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang