Seperti kata Adit pada Nanda, mereka pulang hari ini. Saat ini mereka sudah ada di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II bersama keluarganya yang mengantar kepulangan mereka.
"Kalian hati-hati disana ya.", ucap mama yang akan melepas kami kembali.
"Iya, ma.", jawab mereka berdua.
"Nda kan sekarang udah ada yang jagain disana, jadi Nda harus nurut apa kata Adit.", pesan tante Shinta.
"Iya te, Nda akan selalu ingat itu.", jawab Nanda.
"Adit, om sama tante titip Nanda ya.", ujar om Damar.
"Baiklah om. Kami pamit dulu ya ma, pa, om, te, Assalamualaikum.", kata Adit.
"Wa'alaikumsalam."
Adit dan Nanda menyalimi mereka dan masuk kedalam. Sambil menunggu Nanda membuka tab nya untuk melihat beberapa jurnal yang belum sempat dibacanya. Sedang asyik berkutak dengan jurnal tanpa ia sadari Adit memperhatikannya dari tadi.
'Dia terlihat cantik dan manis disaat seperti ini.', guman Adit.
"Nda, nanti begitu sampai di Bandung kita ambil barang-barang kamu buat masuk asrama ya.", kata Adit.
"Hahh, tapi Dit apa enggak sebaiknya aku masuk asrama setelah aku selesai aja.", tawar Nanda.
"Kalo kamu masuk sekarang, kamu bisa beradaptasi dilingkungan sana.", ucap Adit.
"Yaudah, tapi aku butuh beberapa hari sebelum masuk asrama ya.", ujar Nanda pasrah karena apa yang dibilang Adit ada benarnya.
"Baiklah kalo itu mau kamu.", ucap Adit dan kami langsung berjalan menuju pintu masuk pesawat.
Selama perjalanan menuju Bandung, Nanda sepertinya masih kelelahan terlihat ia sesekali memejamkan matanya. Memang semalam Nanda menghabiskan malamnya berkutak dengan tesisnya yang belum selesai juga sampai sekarang.
"Kamu tidur aja, nanti kalau udah sampe aku bangunin.", kata Adit
"Makasih Dit.", balas Nanda.
Nanda langsung memejamkan matanya dan tertidur dengan pulas. Adit yang melihat posisi Nanda tidur langsung mengarahkan kepala Nanda bersandar dibahunya. Adit pun melihat keluar jendela yang memperlihatkan cuaca sangat cerah. Adit mendengarkan lagu untuk menemani perjalanan mereka pulang ke Bandung.
"Bu, jangan tinggalin Nda disini sendirian. Nda takut sendirian disini.", racau Nanda dalam tidur yang didengar Adit.
'Pasti dia sangat merindukann ibunya.', guman Adit sambil memperhatikan Nanda yang mengigau.
"Nda bangun kita udah sampe.", ucap Adit membangunkan Nanda.
"Oh udah sampe ya Dit."
"Iya, yuk kita turun."
Mereka pun turun dari pesawat dan segera mengambil barang mereka. Mereka memang hanya membawa barang sedikit karena notabenenya mereka hanya membawa pakaian sedikit. Usai mengambil barang, mereka segera menuju mobil dan Adit mengantar Nanda ke kostannya.
"Makasih ya Dit udah nganterin aku kekostan.", kata Nanda.
"Enggak perlu berterima kasih, aku kan sekarang suami kamu. Kalo gitu aku langsung balik ya dan kamu jangan terlalu lama berkemasnya.", ucap Adit.
"Iya, udah sana.", kata Nanda sambil mendorong Adit masuk mobil.
"Eh, kamu lupa.", Adit mengingatkan Nanda.
"Ohiya..", jawab Nanda dan langsung mengambil tangan Adit untuk menyaliminya.
"Aku pulang ya, Assalamualakum."
"Wa'alaikumsalam.", jawab Adit dan langsung pergi.
Nanda memasuki ruangan yang tidak terlalu besar yang selama ini menjadi tempat tinggalnya. Nanda masih belum siap untuk meninggalkan kamarnya ini dan lingkungan disini yang sudah seperti keluarganya sendiri.
"Aku masih enggak siap harus pindah dari sini. Semuanya begitu indah disini dan aku bahagia berada disini. Mereka semua membantuku merasakan sedikit kebahagian lagi.", renung Nanda yang terduduk dipinggir kasur tidurnya.
Nanda kembali teringat bagaimana kondisinya saat ia datang ke Bandung pertama kali. Tidak ada yang menemaninya disini, padahal ini pertama kalinya ia pergi sendirian keluar kota. Nanda tidak mau merepotkan keluarga ibunya. Nanda memang harus belajar mandiri sejak ibunya meninggal dulu.
"Ayo, Nda mulailah membereskan barang. Kau harus meninggalkan semua ini dan ikut tinggal bersama suamimu.", ucapnya dan langsung mulai sedikit membereskan barangnya.
Nanda memang tidak banyak memiliki baju tapi banyak buku-buku mulai dari buku pelajaran sampai buku bacaan. Usai membereskan barang-barangnya, ia mempersiapkan draf tesisnya karena besok ia harus pergi kekampus. Nanda memang sudah selesai memperbaiki sesuai arahan dosennya, tapi Nanda memeriksanya kembali sebelum pergi besok.
***
Adit memasuki rumah dinasnya yang sudah beberapa hari ditinggalkannya. Beberapa hari, ia akan tinggal bersama dengan Nanda disini. Memang tidak banyak barang dirumah ini bahkan foto pun hanya ada di ruang kerjanya.
"Sebentar lagi Nanda akan masuk kesini. Apa aku bisa membuatnya bahagia.", ragu Adit.
Adit pergi menuju ruang kerjanya dan menatap sebuah foto disana. Foto yang sudah sangat lama dan menjadi sejarah perjalanan Adit.
"Aku memang belum mencintaimu Nanda, tapi aku akan berusaha agar kamu tidak sedih.", ucap Adit dan menyimpan kembali foto tersebut. Adit segera menuju kamar dan membersihkan diri lalu beristirahat.
Ditempat lain, ada seseorang yang membanting semua barang yang ada dikamarnya bahkan tempat tidur pun sudah tidak karuan.
"Tidakkkkkk, kamu itu hanya milik aku! Milik aku!", teriaknya.
"Hahaha, akan aku pastikan dia itu akan menyesal telah mengambilmu dari dariku.", ucap dengan dengan senyum devil sambil menatap sebuah foto. Dia itu segera mengambil ponselnya diatas nakas dan menelpon seseorang.
"Halo,aku punya tugas untuk kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO CHOICE
ChickLitAditya Putra Dirgantara, seorang TNI AD berpangkat Kapten yang dikenal dengan julukan 'manusia es'. Di usia 27 tahun Adit memiliki karir yang bagus, namun tidak dengan jodoh. Nanda Putri Pertiwi, seorang gadis manis dan aktif berusia 23 tahun yang...