3. Pertemuan Keluarga

1.2K 58 0
                                    

Nanda sedang duduk dibalkon rumah sambil melamun. Sebenarnya suasana hati Nanda sedang bingung, apakah keputusannya sudah tepat atahu akan menjadi awal mula masalah dalam kehidupannya. Nanda sadar ada suatu hal yang sulit ia katakan kepada orang, termasuk keluarganya sendiri. Saking terhanyutnya Nanda dalam lamunan, tanpa ia sadari keluarga teman tante Shinta sudah datang.

"Dek, mereka sudah sampai. Ayo kita temui mereka sekarang.", ajak mbak Indah.

"Oh iya mbak."

"Mbak tahu kok, kamu pasti sedang bimbang kan. Kamu tenang aja, mbak yakin dia laki-laki yang bertanggungjawab. Yang bisa mbak percaya untuk menjaga gadis kecil keluarga ini. Mbak masih nggak nyangka kalo kamu udah sebesar ini, yang biasanya tidur bareng mbak, jalan kemana-mana sama mbak. Tapi sejak mbak menikah, waktu mbak kekamu udah berkurang. Maafin mbak ya."

"Ihhh kok mbak minta maaf sih. Mbak nggak salah, Nda juga ngerti kok mbak kan udah ada seseorang yang harus diurus. Apalagi sebentar lagi Nda dapet keponakan lagi.", ucap Nanda sambil memegang perut mbak Indah yang sudah membesar.

"Udah, yuk kita turun sekarang keburu nanti kamu dikira kabur lagi.", gurau mbak Indah.

Nanda pun menutup pintu dan langsung turun bersama mbak Indah. Nanda pun langsung duduk diantara om Damar dan tante Shinta selaku walinya.

"Nah ini lho May, keponakan aku yang ceritain sama kamu. Waktu itu kan kamu Cuma bisa liat dia dari foto. Nda ayo salim sama tante Maya dan om Dimas, calon mertua kamu.", ucap tante Shinta dan dianggukkan oleh Nanda.

"Assalamualaikum, malem om, te.", sapa Nanda sambil salim kepada mereka.

"Walaikumsalam, wah cantik ya pa. Lebih cantik aslinya dibandingkan tante liat difoto kamu wisuda itu.", ucap tante Maya.

"Iya ma, kamu cantik dan manis Nanda. Nggak salah kalo mama pilih kamu jadi calon mantunya.", tambah om Dimas.

"Perasaan tante enggak asing deh sama kamu. Kita pernah ketemu nggak ya...", tutur tante Maya sambil mengingat-ingat.

"Masa sih, ma?", tanya om Damar.

"Ohiya, mama ingat pa sekarang. Ingat nggak waktu kejadian bom di mall dulu, mama cerita kan kalo mama ditolongin sama satu anak perempuan. Ini pa anaknya, iya mama ingat betul wajahnya.", ucap tante Maya.

"Mama serius?", tanya Bayu.

"Serius Bay, mama inget sama gadis itu.", jawab tante Maya dengan yakin.

Flashback on

Ada seorang ibu-ibu yang baru saja masuk kedalam toilet wanita sendirian yang tanpa ia sadari bencana besar akan terjadi. Saat keluar dari toiet, dilihatnya sekitar mall sudah sepi, tidak ada seorangpun yang lewat dan alarm mall pun berbunyi tanda emergency. Langsung saja sontak perempuan itu berlari namun naasnya terjatuh dan kakinya terkilir.

"Tolong... tolong... siapapun tolong saya.", teriaknya namun tidak ada yang mendengarnya.

Saat ia sudah pasrah dan berpikir mungkin ini akan menjadi hari terakhirnya hidup, tiba-tiba ada seorang gadis yang menghampirinya.

"Ayo te, saya bantu untuk keluar. Disini terlalu berbahaya.", ucapnya dan langsung membantu ibu tadi.

Dengan bersusah payah gadis tadi membantu ibu yang kakinya terkilir menuju keluar mall yang ternyata ada teroris yang akan meledakkan bom didalam mall. Sesampai diluar, ia langsung mendudukkan ibu tersebut diarea yang aman.

"Terima kasih ya, nak.", ucap ibu tersebut.

"Sama-sama, saya permisi dulu bu.", jawabnya dan langsung pergi

Flashback off

"Waduh kayaknya Nda lupa deh te.", jawab Nanda seadanya karena ia pun tidak mengingatnya.

"Nggak nyangka yang nolong mama dulu ternyata calon mantu mama sendiri.", ucap tante Maya dengan senang.

"Nanda, kenalin ini anak pertama tante. Namanya kak Bayu dan ini istrinya mbak Gita serta anaknya namanya Keisya."

"Salam kenal kak."

"Iya, dek. Ternyata yang dibilang mama benar, kamu anaknya cantik dan sopan, cocokla sama Adit. Ya nggak bang?", tanya Gita.

"Iya, kamu benar dek.Ohiya ma, Adit mana?", tanya Bayu ke tante Maya.

"Tadi bilangnya ke toilet sebentar, tapi kok enggak balik-balik.", dumel tante Maya.

"Udah ma, mungkin dia gugup mau ketemu calon istrinya. Nah, itu dia orangnya. Ayo, kesini Di duduk sama papa mama.", ucap om Dimas.

"Iya, pa."

Saat Adit duduk diantara orangtuanya, Adit pun melihat siapa yang akan menjadi calon istrinya nanti. Saat ia melihat gadis yang akan menjadi calon istrinya, ternyata...

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang