22. Penyesalan

869 38 0
                                    

Adit sampai dirumah Reno, sahabatnya dan langsung mengetuk pintu rumahnya. Tak lama Reno pun keluar.
“Loh Dit, tumben malem-malem kesini?”, tanya Reno. Pasalnya sejak menikah Adit selalu pulang kerumahnya sendiri.
“Malam ini aku tidur disini ya.”, ucap Adit.
“Yaudah masuk yuk, ceritanya didalam aja.”, ajak Reno.
Adit pun masuk kerumah Reno dan langsung duduk. Reno bingung melihat raut wajah Adit yang menahan emosi.
“Dit, kalo ada masalah kamu bisa cerita sama aku.”
“Ren, aku nggak nyangka Nanda akan tega ngehiyanatin aku.”, ucap Adit.
“Nanda ngehiyanatin kamu? Kayaknya nggak mungkin deh.”, kata Reno tidak percaya.
“Nih buktinya.”, Adit memperlihatkan foto-foto Nanda bersama lelaki.
“Kamu dapet foto ini dari mana?”, tanya Reno.
“Ana yang kasih ke aku.”
Flashback On
Drrrttt Drrrtt
Aku melihat ada panggilan masuk yang ternyata ialah dari Berliana, mantan pacarku dulu. Aku langsung mengangkatnya.
“Halo, Sha ada apa?
“Dit, kamu sibuk nggak siang ini?”
“Enggak, kenapa?”
“Makan siang bareng aku yuk Dit, sekalian ada yang mau aku bicarain sama kamu.”
“Jika hal yang kamu bicarain itu masa lalu kita, maaf enggak perlu lagi kita udah selesai.”
“Ini tentang Nanda. Aku mau kasih lihat ke kamu siapa Nanda sebernarnya.”
“Oke, dimana?”
“Tempat biasa, aku tunggu ya Dit.”
Sambungan telpon pun terputus lalu segera Adit pergi ketempat yang dimaksud. Sesampai disana ia langsung menghampiri Berliana.
“Apa yang mau katakan soal Nanda?”
“Oh ayola Dit, kita makan dulu ya.”
“Aku datang kesini bukan untuk makan, tapi dengerin omongan kamu.”
“Oke, kamu tahu Nanda selama ini selingkuh dibelakang kamu?”
“Tidak mungkin, aku percaya Nanda nggak akan tega ngehiyanatin aku.”
“Aku udah duga pasti kamu nggak akan langsung percaya, tapi aku ada buktinya.”, ucap Berliana sambil memberikan amplop coklat ke Adit.
Adit langsung membuka amplop tersebut dan terkejut melihat semua foto-foto Nanda bersama laki-laki lain.
“Aku nggak percaya, ini pasti rekayasa kamu kan.”
“Untuk apa aku ngerekayasa semua foto itu. Itu semua diambil saat kamu pergi tugas dan dia pergi kekampus.”
Adit langsung mengambil semua foto tersebut lalu pergi dari restoran. Didalam mobil ia sangat ingin marah karena Nanda menghianatinya.
“Aku nggak nyangka ternyata kamu wanita seperti ini Nanda. Dibalik sikap kamu yang baik ternyata kamu tidak lain adalah wanita murahan.”, ucap Adit kesal
Dalam perjalanan ponselnya berdering dan pesan itu dari Nanda.
From : Nanda
Bang, jangan pulang kemalaman ya. Aku udah masak masakan kesukaan kamu. Aku tunggu kamu dirumah.
Adit pun langsung menutup pesan tersebut tanpa berniat membalasnya. Ia ingin menenangkan pikirannya dahulu sebelum bertemu dengan Nanda.
Flashback Off
Betapa terkejutnya Reno ternyata Adit mendapatkan foto-foto ini dari Berliana, bahkan yang lebih mengejutkan Adit masih berhubungan dengan wanita yang meninggalkannya dulu.
“Aku nggak nyangka, seorang Aditya Putra Dirgantara yang dulunya seorang taruna berprestasi hampir disegala bidang sangat bodoh yang langsung percaya dengan foto-foto ini. Apa kamu sudah denger sendiri penjelasan dari Nanda.”, ucap Reno.
Adit pun terdiam dan menunduk, apa yang dikatakan Reno benar. Ia bahkan tadi tidak memberikan Nanda kesempatan untuk menjelaskan kebenaran foto-foto itu.
“Sudah kuduga pasti kamu enggak dengerin penjelasan Nanda. Dit saran dari aku sebagai sahabat kamu mending kamu denger dulu penjelasan dari Nanda karena dia itu istri kamu sedangkan Ana hanya perempuan masa lalu kamu.”, saran Reni.
Rasa penyelasan dirasakannya, harusnya ia tidak langsung emosi. Adit memutuskan untuk pulang besok pagi dan meminta maaf kepada Nanda atas apa yang dia lakukan hari ini.
‘Reno bener, harusnya aku denger dulu kata Nanda. Besok aku harus temuin Nanda, semoga Nanda enggak kekampus.’, batin Adit.
Pagi-pagi sekali Adit sudah ada didepan rumahnya. Ia bergegas masuk kedalam rumah, tampak seperti biasa rumah ini selalu rapi dan bersih. Adit mencari Nanda kekamar namun tidak ada bahkan ia sudah mencarinya keseluruh area rumah tapi tetap tidak menemukan Nanda.
“Kemana kamu Nda?”, ucap Adit yang panik.
Adit segera mengambil kunci mobilnya dan menjalankan mobilnya ketempat yang mungkin akan Nanda datangi. Tidak butuh waktu lama, Adit sudah sampai didepan kostan lama Nanda.
“Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumsalam, eh nak Adit tumben kesini. Mana Nandanya kok nggak diajak?”, tanya bu Rosa.
“Justru saya kesini mencari Nanda bu, saya kira Nanda menginap disini semalam.”
“Setahu ibu dia enggak kesini, tapi coba ibu tanya Dina ya.”
“Iya bu.”, ucap bu Rosa lalu pergi menuju kamar Dina.
Tak lama berselang ibu Rosa kembali bersama Dina namun tidak dengan Nanda.
“Dit, Nanda kemana?”, tanya Dina panik.
“Aku juga nggak tahu dia kemana, aku cari dirumah dia udah nggak ada.”
“Maaf sebelumnya nak Adit bukan maksud ibu ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian, tapi apakah kalian habis bertengkar?”, tanya bu Rosa.
“Iya bu.”, jawab Adit menunduk.
“ Kalau boleh tahu apa masalahnya, siapa tahu ibu bisa bantu.”
Adit mulai menceritakan semua kejadian, mulai dari dia mendapatkan foto Nanda bersama dengan laki-laki lain sampai ia pergi meninggalkan Nanda sendirian dirumah. Dina yang mendengar hal itu langsung emosi dan sangat ingin menampar Adit, namun ditahan bu Rosa.
“Otak kamu dimana sih Dit. Aku kenal betul siapa itu Nanda, Nanda itu orang selalu mengorbankan segalanya demi kebahagiaan orang lain. Bahkan dia bisa merelakan nyawanya untuk menyelamatkan orang lain. Kamu itu adalah orang terbodoh yang aku kenal, bahkan kamu sendiri tidak mengenal teman-teman istrimu.”, kesal Dina.
“Maksud kamu Din apa?”, tanya Adit.
“Laki-laki difoto itu semuanya teman-teman Nanda, kak Rendi dan Beni.”, bentak Dina.
“Siapa mereka?”, tanya Adit lagi.
“Kamu telpon sendiri dan bicara sendiri.”, ucap Dina dingin yang memberikan kertas kepada Adit lalu pergi meninggalkan Adit dan bu Rosa.
“Nak dalam berumah tangga masalah pasti akan ada, tetapi sebesar apapun masalah akan bisa terselesaikan tergantung bagaimana kalian menyikapinya. Nanda tidak akan meninggalkanmu karena hal ini, ibu tahu sifat anak itu. Apa kamu mau mendengar sedikit cerita Nanda dari ibu?”, tanya bu Rosa.
“Iya, bu. Adit mau.”
“Ibu pertama kali bertemu Nanda itu saat dia menyelamatkan ibu yang hampir tertabrak mobil.”
“Benarkah bu?”, tanya Adit yang langsung anggukkan oleh bu Rosa.
“Iya, bahkan ibu enggakpapa dianya yang luka-luka. Tapi, malah dia khawatir dengan ibu tanpa perduli luka-lukanya.Terus ibu tanya kedia, mau kemana? Dia jawab mau cari kost-kostan murah. Jadi, ibu bawa deh dia kesini.”, ucap bu Rosa
“...”
“Dit, kamu dengerin ibu?”, tanya bu Rosa yang meliha Adit terdiam.
“I..i..iya bu, maaf Adit masih denger kok.”
“Waktu ibu bilang ke Nanda kost disini harganya murah, dia langsung ambil. Ibu tanya kenapa dia sendirian kesini? Kemana keluarganya? Kenapa nggak nganter dia kesini?, kamu tahu apa yang dia katakan Dit.”
“Apa bu?”
“Dia hanya menjawab kalau keluarga ibunya mau mengantar dia tapi dianya nggak mau ngerepotin mereka. Namun, ibu tahu saat itu dia bohong karena ibu juga seorang ibu yang memiliki anak. Jadi, ibu tahu kapan anak berkata jujur atau bohong. Ibu dapat lihat dari sorot matanya yang menyimpan semua duka yang ditanggungnya selama ini sendirian. Ibu juga lihat, Nanda selalu ingin buat orang lain bahagia tanpa perduli kebahagiannya sendiri. Itulah saat dia mengenalkan kamu kepada ibu, ibu berharap dia bisa mendapat kebahagian yang dia tidak dapat selama ini.”, papar bu Rosa.
Adit terdiam mendengar penuturan bu Rosa. Dia tidak menyangka Nanda seperti itu karena yang dia tahu Nanda itu gadis bar-bar, ya walaupun dia selalu tersenyum tulus kepadanya.
“Maafin Adit ya bu, Adit ngecewain Nanda.”, ucap Adit menyesal.
“Ini bukan salah kamu atau Nanda, tapi hanya keadaan yang buat kalian salah paham. Sebaiknya cepat kamu temukan Nanda lalu selesaikan kesalahpahaman diantara kalian. Ibu yakin Nanda pasti maafin kamu.”
“Kalau gitu Adit mau temuin orang yang difoto duu ya bu. Mungkin dia tahu Nanda kemana. Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumsalam.”

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang