12. Pindah

958 42 0
                                    

Sesuai dengan ucapan Nanda yang akan pindah beberapa hari lagi, maka hari inilah ia pindah setelah ia menyelesaikan tugasnya dikampus. Saat ini Adit sudah memasukkan semua barang Nanda kedalam mobil sedangkan Nanda sedang pamitan dengan orang-orang dikost serta pemiliknya.

"Yah, kak Nanda pindah. Kalo Seli kesusahan ngerjain tugas, siapa yang bantuin.", keluh Seli.

"Ya akulah yang bakal bantuin kamu.", jawab Hasna.

"Kalo kamu yang bantuin kau, udah dipastikan aku akan mengulang mata kuliah lagi nanti.", ucap Seli.

"Sudah, kalian ini kapan bisa bersikap dewasa. Ohiya Nda, kamu jangan lupain kita disini ya. Kamu bisa kok kesini kapan pun kamu mau.", ujar Dina.

"Iya Na, kamu juga jangan lupa tesis dikerjain jangan pacaran mulu.", ledek Nanda.

"Yahh, mulai deh. Mentang-mentang sekarang udah punya suami gitu sama teman seperjuangan.", kata Dina.

"Hehehe, apaan sih kamu Na. Seli sama Hasna jangan sungkan kalo mau tanya tugas ke kak Nanda.", ucap Nanda.

"Kak, kenain dong tuh suami kakak ke kita. Kakak sih nikah nggak bilang-bilang lagi.", ucap Seli sedikit kesal. Memang Nanda tidak mengatakan kepada mereka bahwa ia akan menikah.

"Iya, kenalin ini namanya kak Adit suami kakak."

"Kenalin kak namaku Seli dan ini Hasna.", ucap Seli dengan senang.

"Salam kenal semuanya, saya Adit suaminya Nanda. Maaf ya kalau kami tidak sempat mengundang kalian karena saya sibuk dengan pekerjaan saya dan Nanda juga.", papar Adit dengan tersenyum.

"Saya Dina, teman sekampus Nanda. Kita satu fakultas tapi beda jurusan.", kata Dina.

"Dit, ini ibu Rosa pemilik kost sekaligus ibu kami disini. Dialah yang merawat kami selama disini."

"Assalamualaikum ibu, saya Adit suaminya Nanda."

"Wa'alaikumsalam, wah ini ternyata lelaki yang berhasil merebut hati anak gadis ibu satu ini. Kamu tahu Dit, selama Nanda disini ibu nggak pernah liat dia pergi sama cowok manapun."

"Karena Nanda emang jomblo buk.", ledek Dina dan langsung mendapat pelototan Nanda.

"Dit, ibu titip Nanda ya. Ibu yakin kamu lelaki baik dan bisa ibu percaya menjaga Nanda."

"iya bu, InsyaAllah saya akan menjaganya dengan baik.", ucap Adit.

Adit bisa melihat kedekatan mereka semua disini sudah seperti keluarga walaupun mereka merantau semua. Karena jauh dari keluarga membuat mereka saling menguatkan. Adit juga bisa melihat kasih sayang ibu Rosa kepada mereka yang sudah dianggapnya seperti anak kandungnya sendiri.

"Bu, Nanda pamit ya. Maaf kalau selama Nanda disini buat ibu kesel dan ngerepotin ibu kalau Nanda sakit.", ucap Nanda menahan tangisnya.

"Nanda enggak pernah ngerepotin ibu sama sekali. Nanda harus bahagia ya sekarang, jangan sering melamun lagi.", pesan ibu Rosa.

"Iya bu. Nanda sayang ibu.", tangis Nanda sambil memeluk ibu Rosa.

"Ibu juga sayang Nanda.", balas ibu Rosa.

"Bu, saya mengucapkan terima kasih selama ini telah mengurus Nanda. Hari ini Nanda akan ikut kerumah saya, kami permisi, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam. Iya nak, ibu juga senang Nanda ada disini."

***

Adit dan Nanda masuk kedalam mobil dan meninggalkan pekarangan kost. Selama perjalanan mereka saling berdiam diri, tak ada yang membuka pembicaraan. Nanda masih melamun, Adit mengerti Nanda butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Tanpa Nanda sadari mobil Adit sudah memasuki batalyon.

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang