48. Kecemburuan Membawa Petaka

678 33 2
                                    

"Kenapa? Terkejut melihat gue?", ucap orang tersebut.

"Dina, apa yang terjadi sama kamu? Apa kamu kerjasama dengan Berliana?", tanya Nanda tidak menyangka.

"Ya emang, gue kerjasama dengan kakak tiri gue.", jawab Dina.

"Tapi kenapa? Kita kan berteman."

"Temenan sama lo? Ogah, gue nggak sudi mau temenan sama lo."

"Salah aku apa Din?"

"Salah lo, banyak! Lo udah ambil semua yang harusnya gue dapet. Lo ambil hati semua dosen yang awalnya senang sama gue, lo ambil posisi gue sebagai asdos paling famous dikampus, dan lo udah ambil posisi lulusan terbaik yang harusnya jadi milik gue!"

"Lo tahu Nda, gue benci banget sama lo! Sejak lo datang kekampus gue, Gue jadi kehilangan semuanya yang udah susah payah gue dapetin! Semua orang seneng sama lo dan lupain gue! Lo jahat Nda, lo jahat!", teriak Dina.

"Aku nggak maksud ambil semua itu dari kamu Din.", ucap Nanda pelan.

"Nggak maksud kata lo? Waw, lo itu manusia paling munafik yang gue kenal Nda.", ujar Dina mendekat ke wajah Nanda.

"Din, coba kamu ingat masa kita habisin waktu bareng. Kita waktu itu bahagia banget, main bareng ke pantai, terus makan bareng di warung pakde."

"Stop ingetin gue itu!", bentak Dina menutup telinganya.

"Kenapa? Bukankah kita memiliki banyak kenangan indah, kenangan yang akan selalu kita ingat sampai kita tua nanti."

"Diam!", bentak Dina lalu menampar Nanda.

"Denger ya, sampai kapanpun gue benci sama lo! Dan gue pastiin hidup lo akan gue buat menderita.", ancam Dina.

Berliana dan Dina keluar meninggalkan Nanda sendirian.

'Bang aku yakin kamu akan datang menolong kami. Aku akan melindungi junior sampai kamu datang.', batin Nanda.

***

"Ben, sebaiknya kamu segera beritahu om Adam. Biarkan aku yang menelusuri lebih jauh.", ucap Rendi.

"Kakak yakin? Kita bisa kabarin om Adam lewat ponsel.", usul Beni.

"Jangan, lebih baik kamu yang kesana langsung dan ceritakan penelusuran kita disini. Biar aku yang mengawasi disini."

"Baik kak, jaga diri ya. Aku akan segera kembali dengan bantuan."

Beni pun pergi meninggalkan Rendi menuju rumah Adit. Sesampai disanam Beni segera masuk dan melihat mereka semua ada diruang tamu.

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, gimana Ben?"

"Sesuai dugaan kita pak, mobil itu hanya mobil sewaan. Tapi kami sudah mendapatkan informasi siapa yang menyewa mobil tersebut. Dan juga kami memperoleh rekaman CCTV dimana lokasi terakhir mobil itu membawa Nanda."

"Apa kamu menemukan mobil yang sesungguhnya?", tanya pak Adam.

"Sudah pak, lokasinya cukup jauh masuk kedalam hutan. Saya rasa ini menuju sebuah markas tersembunyi. Rendi sudah menuju lokasi untuk mengawasi bagaimana keadaan disana."

"Berikan data rekaman CCTVnya dan data peminjam mobil itu kepada saya."

"Ini pak.", ujar Beni memberikan laptopnya kepada pak Adam.

Mereka semua melihat rekaman CCTV dimana terlihat Nanda dipindahkan dari mobil pertama ke mobil kedua.

"Ben, sudah ada kabar dari Rendi?"

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang