15. Masa Lalu

885 43 0
                                    

Seperti biasa hari ini Nanda bangun pagi dan menyiapkan segala keperluan Adit. Nanda pun sudah memasak sarapan dan membuatkan minumannya. Sambil menunggu Adit keluar dari kamar mandi, Nanda membersihkan rumah dahulu karena ia juga harus pergi kekampus. Akhir-akhir ini memang hubungan Nanda dan Adit semakin baik disaat pernikahan mereka sudah berjalan 3 bulan.

Hari ini pun untuk pertama kalinya Adit mau mengantar Nanda kekampus padahal Nanda sudah menolaknya dengan alasan nanti Adit terlambat ikut apel. Tapi, Adit bersikeras untuk mengantar Nanda kekampus.

"Bang, Nda kekampus dulu ya, Assalamualaikum.", ucap Nanda sambil salim dengan Adit.

"Wa'alaikumsalam.", balas Adit usai mencium kening Nanda. Nanda pun turun dari mobil dan langsung masuk ke area kampus sambil berlari.

'Dia terkadang seperti dewasa, tapi aku suka saat dia bertingkah seperti tadi.', guman Adit. Adit tersenyum saat melihat Nanda seperti itu dan langsung melajukan mobilnya keluar area kampus.

Saat turun mobil Nanda melihat arlojinya yang menunjukkan bahwa ia hampir telat dan langsung berlari kearah ruangan dosen pembimbingnya. Usai bimbingan ia memutuskan untuk ke perpustakaan dulu sebelum pergi berbelanja nanti. Disana ia melihat Dina sedang duduk dengan tumpukan buku yang hampir menutupinya.

"Widihhh tumben banget ada diperpus jam segini. Biasanya juga masih molor, Din.", Ledek Nanda.

"Biasa aja dong, lagian aku kemarin habis diteror."

"Diteror siapa?", tanya Nanda pura-pura.

"Ya siapa lagi kalo bukan bapak Bambang.", ucap Dina sedikit kesal.

"Siapa juga yang salah nggak dateng-dateng bimbingan.", ucap Nanda.

"Udah deh, Nda. Nda, pagi tadi kamu diantar siapa?", tanya Dina.

"Bang Adit.", jawabnya santai.

"Tumben banget tuh dia mau nganter, biasanya juga kamu naik kendaraan umum atau online.", ucap Dina merasa aneh.

"Yaudahla, aku juga nggak tahu kenapa. Tapi kan lumayan hemat uang. Eh, Din mau nggak nanti temenin aku belanja keperluan rumah.", ucap Nanda.

"Yaudah deh, aku juga ini bentar lagi selesai. Kapan nih aku dikasih ponakan yang lucu dari kamu.", tanya Dina.

"Udah deh, nggak usah mulai. Kerjain tu tesis yang udah dianggurin."

"Iya-iya."

Nanda pun mengambil beberapa buku referensi untuk memperbaiki tesisnya tadi walaupun hanya sedikit yang harus direvisi.

***

Nanda dan Dina sudah sampai di supermarket, langsung saja Nanda mengambil trolly dan memilih bahan makanan. Setelah dirasa cukup, Nanda dan Dina segera membayar belanjaannya. Sebelum pulang, mereka berniat makan siang bareng tapi Dina harus pergi ke toilet sebentar. Nanda pun duduk disalah satu kursi yang ada di area mall dan melihat kejadian dulu lagi. Orang itu bersama seseorang yang sama dengan waktu itu memasuki sebuah restoran disana.

Sontak Nanda segera dari sana dan memberi kabar ke Dina kalau mereka makan siang dirumah saja. Awalnya Dina tidak mau, tapi dengan alasan Nanda tidak enak badan akhirnya Dina menyetujuinya. Sesampai di depan rumah, Dina segera membantu Nanda membawa belanjaan dan mereka masak bersama.

"Nda, kamu yakin nggakpapa? Kalo kamu nggak enak badan, kamu istirahat aja apa perlu aku telpon Adit?", tanya Dina khawatir.

"Nggakpapa kok Din, mungkin aku kecapean aja. Bang Adit juga pasti lagi sibuki sekarang."

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang