47. Menghilang

498 28 2
                                    

"Aku pergi dulu ya bang.", pamit Nanda.

"Kamu hati-hati, jangan capek-capek. Ingat, kalo udah pulang langsung kabarin abang."

"Iya bang, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Nanda turun dari mobil dan masuk kedalam area kampus. Adit segera melajukan mobilnya meninggalkan kampus. Nanda melihat mobil Adit sudah pergi, ia bergegas menuju ruamg kelas. Tidak terasa 2 jam sudah Nanda mengajar, akhirnya selesai. Sebenarnya ia hanya mengajar 1 kelas, namun ia harus membimbing mahasiswa tingkat akhir.

"Bela, ini menurut kakak udah bagus. Tapi kakak saranin kamu perkuat lagi teorinya disertai dengan penelitian terdahulu, lebih bagus kamu tambah dengan jurnal internasional karena baru sedikit yang kamu masukin."

"Baik kak, makasih."

"Sama-sama, semangat ya."

"Iya kak, saya permisi dulu. Selamat siang, kak."

"Siang."

Selesai tugasnya, Nanda merebahkan sebentar tubuhnya pada sandaran kursi. Ia mengambil ponselnya yang ternyata ada pesan dari Dina yang mengajaknya bertemu.

'Tumben nih Dina ngajak ketemuan mendadak.', batin Nanda.

Nanda pun beranjak menuju cafe terdekat dengan kampus tempat biasa mereka kumpul dulu. Belum sampai ditempat, Nanda melihat Dina ditarik paksa oleh orang-orang yang tidak dikenal.

"Tolongg...", teriak seseorang.

Nanda langsung saja berlari, namun ia kalah cepat karena mobil tersebut sudah berjalan. Namun, Nanda terus mengejar semampunya untuk menyelamatkan temannya itu. Karena tidak sanggup lagi berlari, Nanda berhenti sebentar namun ia sudah mengingat plat nomor mobil yang membawa perempuan itu.

'Sebaiknya aku langsung menelpon Beni untuk melacak mobil itu.', pikir Nanda.

"Halo, Ben bisa nggak sekalang kamu lacak mobil."

"..."

"Mobil itu menculik seorang perempuan."

"..."

"Nomornya D*****"

"..."

"Terima kasih."

Usai menelpon, Nanda hendak kembali kekampus namun tiba-tiba ada yang memukul Nanda dari belakang yang membuat Nanda pingsan.

"Cepat kesini, semua berjalan sesuai rencana.", ucap orang yang memukul Nanda.

***

"Kenapa Nanda belum mengabari, padahal ini sudah lewat jam makan siang.", pikir Adit.

Adit pun mencoba menghubungi Nanda, namun ponselnya tidak aktif. Hal ini menambah kekhawatiran Adit.

"Sebaiknya aku telpon mbak Mia, mungkin Nanda lagi sama mbak Mia."

Saat akan menelpon Mia, tiba-tiba Beni menelpon.

"Halo Ben, ada apa?", tanya Adit.

"Halo Dit, Nanda lagi sama kamu nggak?", tanya balik Beni.

"Nggak, aku juga lagi nyari dia. Harusnya Nanda udah pulang siang ini dari kampus."

"Gawat ini, aku rasa terjadi sesuatu. Nanda tadi menelpon memintaku melacak sebuah mobil yang menculik seseorang."

"Apa kamu sudah dapat lokasinya?"

"Iya sudah."

"Kirim ke aku sekarang."

TWO CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang