e x t r a p a r t

37.7K 1.6K 106
                                    

Selamat membaca ✨






Sudah pukul 10 malam tapi Dev masih belum menampakkan batang hidung nya. Bukan nya apa-apa, Zaa hanya takut suaminya itu kenapa-napa.

Dari tadi ia sudah menelpon Dev, berulang kali. Tapi tetap sama, tidak ada jawaban dari nya.

Si kembar pun sangat rewel, ketakutan nya semakin menjadi.

"Duh, cup cup cup jangan nangis dong."

Zaa kewalahan untuk mengurus si kembar sendirian, belum lagi Azka.

Karena Arsy sedang pergi ke kampung halaman nya, jadi ia mengurus segalanya sendiri.

Zaa sangat ingin menangis sekarang. Sudah lelah fisik, masih harus ngebatin juga gara-gara suami nya itu.

Zaa mengambil ponsel nya yang tergeletak di atas nakas, ia menelpon Mama nya.

"Halo, assalamualaikum mah."

"Waalaikumsalam, kenapa sayang? Tumben nelpon, udah malem kamu kok belum tidur?"

"Dev belum pulang Mah, si kembar dari tadi nangis melulu. Untung Azka udah tidur,"

"Lho kok? Dev gak ada kasih kabar ke kamu? Mungkin dia lembur, Mama kesana deh."

Arsha yang dari tadi terus mendengar tangisan si kembar pun tidak tenang, jadi ia memilih untuk datang ke rumah sang menantu.

"Udah malem Mah, gak papa?" tanya Zaa karena merasa tidak enak pada sang ibu.

"Gak kok sayang, Mama siap-siap dulu ya. Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam."

Zaa duduk di tepi kasur nya sambil memijat kening nya.

"Kamu kemana sih Dev?"

~~~

Arsha sudah datang dan saat ini dia tengah menggendong Cla.

Cla sudah berhenti menangis, tapi Cakra belum.

Dia sangat rewel, mungkin karena ia sedang sakit.

Badan nya demam tinggi, Zaa takut jika Cakra akan kejang nanti nya.

Karena setahu nya, anak laki-laki itu lebih rawan kejang ketika sedang demam di bandingkan anak perempuan.

"Mah Zaa ke rumah sakit dulu ya? Cakra makin tinggi demam nya,"

"Sendiri? Kamu mau bawa mobil? Sendirian? Mending Mama antar, bahaya tau."

"Gak usah Mah, nanti Azka siapa yang jagain? Cla juga kasian kalo harus keluar, udah malam gak baik buat dia."

"Beneran?"

"Iya Mah, Zaa pamit ya."

"Iya, hati-hati sayang."

Zaa hanya membalas dengan anggukan disertai senyuman tipis di bibir nya.

"Semoga kalian baik-baik aja."

My Cold KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang