tertembak

24.1K 1.6K 85
                                    


H
A
P
p
Y

R
E
A
D
I
N
G

💨💫

Dev tengah duduk di taman halaman rumah nya di dampingi teman-teman nya.

Kini mereka tengah menjalankan aksi nya untuk membantu Dev mengucapkan sesuatu kepada Zaa.

"Gitu doang rencana nya?" tanya Raina.

"Iya, gimana?" tanya Dev.

"Boleh aja sih, cuma si kunyuk satu ini jangan sampe salah setel lagu." ujar Tata.

"Swantuy swama gwue mwah," ujar Abi sambil memakan bakwan yang di beli nya tadi.

"Kebiasaan! Kan gue sering bilang, abisin dulu makanan nya baru ngomong. Gak sopan tau Bi!" ujar Tata menasehati Abi.

Karena bukan sekali dua kali aja Abi bertingkah seperti ini, padahal Tata selalu mengomeli nya ketika dia mengulangi nya lagi. Tapi tetep saja Abi tidak ada kapok nya.

Kalo kata abi mah,

'Di omelin Tata itu kaya ada manis-manis nya.'

Di kira Tata Lee mineral apa.

Memang sejak Abi mulai ada perasaan untuk Tata, dia berubah menjadi orang yang sengklek.

~~~

Semua rencana sudah tersusun dengan rapih, tinggal pelaksanaan nya saja.

Tapi entah mengapa, perasaan Dev dari tadi tidak enak.

Seperti akan terjadi sesuatu, tetapi ia tidak tahu apakah ini hanya sekedar perasaan saja atau sebuah isyarat.

Dalam hati ia terus bertanya, kenapa ini?

Tapi, dia berharap semoga tidak terjadi apa-apa.

"Udah siap?" tanya Rayyan.

"Udah."

"Zaa?"

"Lagi di panggil Tata."

"Oh."

~~~

"Ngapain di tutup segala sih?! Gak bisa normal aja apa?"

"Gak seru kalo normal aja," jawab Ameera.

"Kebanyakan bergaul sama Abi kalian tuh!"

"Abi aja mulu di salahin, kasian anak orang."

"Cie belain." ledek Rhea.

"Bacot."

Setelah Tata mengucapkan itu, tak ada lagi suara berisik yang berasal dari komplotan se(t)ger ini.

Hingga sampailah mereka ke tempat yang di tuju.

Disana sudah ada Dev, Abi dan Rayyan.

My Cold KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang