Ternyata,

28.9K 2.1K 169
                                    

Saat mereka sampai di sekolah, lagi dan lagi mereka menjadi pusat perhatian. Zaa merasa risih juga takut dengan tatapan semua orang yang menatap nya dengan tajam, ia juga takut kejadian kemarin kembali terulang.

Dev melihat Zaa yang dari tadi hanya menundukkan kepala nya ke bawah, ia menarik dagu Zaa agar melihat ke arah nya.

"Ngapain?"

"H-hah? Gak papa kok," ujar Zaa berbohong.

"Lo itu gak bisa bohong sama gue, takut?".

"E-em gak kok,"

"Gak usah takut, ada gue disini," ujar nya sambil mengenggam tangan Zaa.

"Yok masuk,"

Mereka mulai memasuki koridor sekolah, banyak yang tidak suka ketika melihat Dev mengenggam tangan Zaa.

Padahal kan gak ada salah nya mereka saling bergandeng tangan, toh mereka jiga sudah sah.

Banyak juga tatapan memuji dari murid laki-laki ketika melihat Zaa. Dev pun mengarahkan tangan nya untuk memeluk pinggang ramping Zaa. Tidak mungkin Zaa tidak kaget, bahkan sekarang jantung nya sudah berdetak tak karuan.

Zaa mengalihkan tatapan nya ke arah Dev, Dev pun balas menatap nya. Terjadilah adegan saling tatap antara mereka.

"Kenapa?" tanya Zaa.

"Gue gak suka lo diliatin sama cowok kaya gitu,"

~~~

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 20 menit yang lalu, tapi Dev dkk masih stay di sekolah karena menunggu Zaa yang sedang ke toilet.

Kenapa selama ini?
Padahal jarak toilet dengan posisi mereka saat ini tidak terlalu jauh.
Teman-teman Zaa pun merasa tidak enak, hingga akhir nya Ameera dan Tata menyusul Zaa.

Betapa kaget nya mereka berdua ketika melihat Zaa tengah di bully oleh anak se-angkatan mereka. Dia Anggi salah satu perempuan yang menyukai Dev, bahkan ia rela melakukan berbagai cara agar perempuan lain yang pernah atau sedang berdekatan dengan Dev merasa tidak aman.

Anggi sangat terobsesi oleh Dev, ia tidak ingin ada satu pun perempuan yang dekat dengan Dev. Prinsip nya, kalo gue gak bisa bersama Dev, maka gak akan ada yang bisa bersama Dev juga.

Mereka melihat Zaa sedang di pojokin, dengan pipi yang di cekam dan badan yang di himpit ke tembok. Mereka berdua yakin saat ini Zaa sangat kesusahan untuk bernapas.

"Lo apa-apaan sih Ngi?!" ujar Tata marah seraya menarik kasar tangan Anggi dari Pipi Zaa.

"Oh ada teman-teman nya, bilangin sama perebut satu ini. Dia itu gak pantes buat Dev,"

"Menurut lo, lo itu pantes buat Dev?" jawab Zaa dengan berani.

"Lancang banget mulut lo! Berani sama gue hah?!" ujar Anggi dengan penuh emosi, ia mendorong tubuh Zaa dengan kuat hingga Zaa terpentok ke dinding.

"ZAA!"pekik dua sahabat Zaa, mereka berdua panik. Dorongan itu sangat kencang, Meera mengambil handphone nya, kemudian ia menghubungi seseorang.

Tak lama kemudian, Dev dkk datang. Dev segera menghampiri Zaa yang tengah di tampar oleh Anggi.

Plak

"Ini buat lo yang udah rebut Dev dari gue!"

Plak

My Cold KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang