PART 25

59 5 0
                                    

Happy Reading


"Iyaa iyaa umi inget" jawab Ali

Ami pun melanjutkan ceritanya "kalian berdua tuh dulu kemana-mana maunya barengan terus, main maunya berdua padahal sering berantem , Ali itu jail banget sama Sifa gak betah ngeliat Sifa diem selalu dijailin sampe Sifa nangis dan aneh nya Sifa udah sering banget dinangisin Ali tetep aja nempel sama Ali , umi ngerasa kaya punya anak dua kalo kalian udah ngumpul " tutur Ami

Sifa hanya senyum mendengar kan cerita Ami begitupun dengan Ali . Mereka berdua semangat mendengar cerita tentang masa kecilnya , seketika Sifa menjadi rindu andaikan sekarang semua itu bisa terulang lagi.

"Kamu tau gak li? Pas kamu udah pergi ke pesantren Sifa gak berhenti nangisin kamu gak ada yang bisa nenangin dia sampe-sampe dia ketiduran dikamar kamu karena gak mau pulang , Sifa kira kamu bakal balik lagi kerumah. Setiap hari dia kesini nanyain kamu ke umi dengan muka sedihnya bikin umi gak tega sampai akhirnya dia bosen sendiri" ucap Ami membuat muka Sifa merah.

"Masa sih umi sifa kaya gitu, Sifa gak inget" kata Sifa , dia malu dulu pernah menangisi Ali sampai segitunya , sedangkan Ali sedang menahan tawa nya melihat muka Sifa yang menahan malu.

"Kamu masih kecil jadi lupa , kalian dulu memang sedekat itu tapi sekarang pas ketemu lagi malah diem-dieman kaya gini" kata Ami

Sifa hanya nyengir , dia tak menyangka ternyata ada banyak kenangan bersama Ali yang tidak diingat nya. Kalo sekarang itu terjadi lagi mungkin Sifa akan jadi wanita yang beruntung bisa sedekat itu dengan Ali. Saat Ami selesai bercerita Sifa berniat untuk pamit pulang karena ia harus kembali mengerjakan tugas nya yang tertunda akibat mengantarkan kue kerumah Ali .

"Umi Sifa pamit pulang yaa soalnya mau lanjut ngerjain tugas , maaf merepotkan" ucap Sifa sambil bangkit dari tempat duduknya .

"Yahh padahal umi masih pengen cerita-cerita sama kamu" kata Ami

"Besok kita sambung lagi yaa umi , nanti Sifa main lagi kesini" jawab Sifa lembut

"Yaudah umi tunggu yaa sayang"

"Iyaa umi" kata Sifa sambil mencium tangan Ami .

"Assalamualaikum" ucap Sifa sambil berbalik menuju pintu , Ali yang sudah berdiri tiba-tiba menyodorkan tangan nya didepan wajah Sifa .

Sifa mengangkat alis nya sebelah seolah bertanya apa maksudnya. Ali tertawa melihat tingkah Sifa .
"Kemarin pas mau pulang mau cium tangan saya , kok sekarang enggak?" Kata Ali menaik-turunkan alisnya.

Demi apa dia mengajak Sifa bercanda??

YaAllah jantung Sifa mulai lagi. Sifa melihat kearah Ami yang sedang terkekeh , dilihat nya lagi wajah Ali yang masih dengan senyuman manisnya membuat Sifa tak bisa berkata apa-apa. Tawa Ali pecah dia menurunkan tangan nya dari hadapan Sifa .

"Saya bercanda , ternyata umi benar yaa menggoda kamu itu menyenangkan" ucap Ali sambil masih tertawa.

Sifa cemberut melihat ibu dan anak nya tertawa puas melihat Sifa yang setengah mati menahan perasaannya yang campur aduk. Sifa memajukan langkahnya kearah pintu. Saat sudah didepan pintu Sifa berbalik badan.

"Sifa pulang umi assalamualaikum" ucapnya lalu berlari pergi , dia tak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Waalaikumsallam" ucap Ami dan Ali berbarengan.

"Kamu sih Ali mulai lagi , kasian tuh dia jadi malu" ucap Ami sambil menyenggol lengan Ali.

Entah apa yang membuat Ali berani bertingkah seperti tadi , rasanya dia juga sangat merindukan momen-momen bersama Sifa seperti dulu . Ali yang sering menggoda Sifa , Ali yang selalu menenangkan saat Sifa nangis , Ali yang selalu ada di dekat Sifa.
.
.
.


.

Sifa menatap layar laptop nya sambil senyum-senyum mengingat kejadian tadi pagi dirumah Ali . Ia tak menduga kalo lelaki itu sekarang tak secuek dan sedingin yang Sifa bayangkan. Sifa kembali berandai-andai membayangkan dia dan Ali bisa berjodoh , sempurna sekali hidupnya.

Tapi tiba-tiba senyum Sifa luntur saat mengingat postingan Ali dan seorang wanita beberapa waktu lalu. Bagaimana mungkin dia mengharapkan bersatu dengan Ali sedangkan Ali sudah memiliki pacar.

Sifa merebahkan tubuhnya dikasur membiarkan tugas nya yang hampir selesai itu , mood nya sudah berantakan jadi dia memilih untuk memejamkan matanya sebentar.

Ali melipat sajadah yang baru selesai ia gunakan dan menyimpan nya diatas tempat tidur. Karena ini hari libur jadinya ia berdiam diri dirumah.
Ohh iyaa sebelum nya aku belum menjelaskan tentang pekerjaan Ali .

Setelah lulus kuliah dan pulang dari pesantren Ali mengurus usaha restoran nya , meskipun usahanya belum terlalu besar tapi cukup menjanjikan. Dia juga mengajar disalah satu sekolah ternama di Jakarta , karena hanya mengajar mata pelajaran agama Islam jadi jadwal nya mengajar tidak terlalu padat.

Selain mengurus usaha resto nya , Ali juga mengurus bisnis Abi nya. Orangtua Ali memiliki bisnis penginapan yang berkembang pesat di Bali dan memiliki cabang di Jakarta yang sekarang diurus oleh Ali oleh karena itu Abi nya lebih sering tinggal di Bali untuk mengurus bisnisnya semenjak Ali pulang dari pesantren.

Tadinya Ali yang akan mengurus bisnis nya di Bali tapi Ami tidak setuju karena ia ingin berdekatan dengan Ali setelah ia pulang pesantren akhirnya Abi nya yang mengalah dan akan pulang beberapa bulan sekali.

Ali menyandarkan tubuhnya di sofa yang ada dikamar nya. Tiba-tiba ia memikirkan tentang masa depannya. Tahun ini Alisya lulus dan ia akan memulai niat nya untuk mengkhitbah Alisya. Usianya yang kini menginjak 25 tahun dirasa sudah cukup untuk membina rumah tangga yang diimpikan nya selama ini.

Seketika wajah Sifa melintas dalam pikiran Ali. Jika ia menikah nanti tanda nya ia akan benar-benar terpisah jauh dengan teman kecilnya itu. Semua momen yang telah terjadi dulu tidak akan pernah terulang lagi nanti. Memang hubungan nya dengan Sifa sekarang tidak sedekat dulu namun sejujurnya Ali ingin sekali mengulang kebersamaan dengan Sifa yang sudah ia anggap sebagai adik kandung nya sendiri.


BERSAMBUNG

THANKS ❤️

CINTA DIAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang