Happy Reading
Sifa mendengar kan tausyiah malam ini dengan wajah tidak semangat. Pengajian kali ini tak semenarik biasanya. Jika dulu Sifa selalu semangat saat sesi tausyiah kini dirinya merasa biasa saja walaupun lelaki yang sedang berdiri didepan sana adalah lelaki yang mengisi hati nya bertahun-tahun.
Sifa dan Gita bergegas pulang saat acara nya selesai namun tiba-tiba ada seseorang yang menghentikan langkah mereka berdua.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam"
"Gita boleh saya bicara sebentar sama Sifa?" Tanya lelaki yang tak lain adalah Ali .
Gita mengangguk lalu melangkah menjauhi Sifa dan Ali. Sifa tak habis pikir apa yang akan laki-laki itu lakukan setelah dia berhasil membuat Sifa menangisi nya berhari-hari dan susah payah melupakan nya . Apa dia sengaja selalu muncul dihadapan Sifa ingin membuat Sifa susah move on .
Sifa mengalihkan pandangannya tak ingin menatap Ali , memasang wajah dingin dan datar namun mati-matian menahan detak jantung nya yang tak beraturan.
Berkali-kali Sifa berusaha untuk bersikap cuek pada Ali tapi ia tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa ia masih memiliki perasaan pada Ali walaupun tak sebesar dulu.
"Apa saat ini kamu punya waktu untuk bicara dengan saya?" Tanya Ali to the point.
Sifa melirik kearah Ali dengan wajah yang masih datar. "Apa kalo saya bilang saya gak punya waktu , ustadz akan biarin saya pulang sekarang?" Sindir Sifa karena ia yakin kali ini Ali tidak akan membiarkan nya menghindar lagi.
"Saya hanya butuh waktu kamu sebentar saja" mohon Ali.
Sifa menghembuskan nafas nya kasar "oke 5 menit dari sekarang" ucap Sifa
"Hah 5 menit? Tap--..."
"Tinggal 4 menit" ucap Sifa tak memperdulikan omongan Ali.
"Sifa kamu jangan seperti ini"
"3 menit"
"Sifa tolong...."
"2 menit"
Ali terlihat frustasi , sesulit inikah dia hanya ingin bicara dengan Sifa namun Sifa memperlakukannya seolah Ali orang yang sangat tidak penting untuk didengarkan.
"Okee ... Sifa saya mencintai kamu" ucap Ali sukses membuat Sifa berhenti menghitung mundur.
Sifa membulatkan kedua matanya tak mampu berkata apa-apa. Begitupun dengan Ali yang tak percaya dirinya akan seberani itu bicara pada Sifa.
Mata Sifa kini menatap Ali tajam , entah apa yang ada dipikiran gadis itu saat ini. Tatapan nya sulit diartikan membuat Ali berkali-kali mengucap istighfar menunggu apa yang akan Sifa katakan.
"Pantaskah ustadz berbicara seperti itu pada saya? Setelah semua yang udah terjadi ini cara ustadz menyenangkan hati saya?" Ucapan Sifa menusuk hati Ali tepat sasaran dan Ali mengakui kesalahan nya dalam mengucapkan kalimat nya tadi. Apalagi yang Sifa tau saat ini Ali adalah calon suami orang , pantaskah lelaki yang sudah memiliki calon istri mengatakan cinta pada wanita lain.
"Ijinkan saya menjelaskan ucapan saya" lirih Ali.
"Apa pantas seorang lelaki yang sudah melamar seorang wanita kemudian mengatakan cinta pada wanita lain? Saya bukan wanita sembarangan yang bisa ustadz permainkan. Saya permisi assalamualaikum" ucap Sifa sambil melangkah meninggalkan Ali.
"Astaghfirullah YaAllah kenapa malah seperti ini" ucap Ali semakin frustasi.
Sifa melangkah menuju Gita dan langsung mengajak nya pulang , Gita bingung apa yang sudah terjadi pada sepupu dan ketua marawis nya itu sehingga membuat Sifa berubah seperti ini. Dari raut wajah nya sifa seperti sedang menahan marah , jika sudah seperti ini Gita mana berani mengajak nya bicara yang ada dia malah jadi tempat pelampiasan kemarahannya.
Sesampainya dirumah Sifa langsung menjatuhkan tubuhnya keatas kasur, kata-kata Ali masih terus terngiang-ngiang dipikiran nya . Bisa-bisanya lelaki itu berusaha ingin berbicara dengan nya hanya untuk mengatakan hal seperti itu.
Sifa saya mencintai kamu.. mungkin jika kata-kata ini diucapkan sebelum Ali melamar wanita lain maka perasaan Sifa saat ini akan sangat-sangat bahagia. Namun malam ini menjadi malam yang buruk , bukan kah kata-kata seperti itu yang diharapkan sifa sejak bertahun-tahun yang lalu? Iyaa Tapi itu dulu.
.
.
.
.
Sifa masih betah berada didalam selimut hangat nya , sehabis subuh tadi ia memilih kembali tidur padahal rencana nya pagi ini ia akan lari pagi namun rencana nya ia batalkan karena Sifa takut akan bertemu dengan tetangga nya lagi.Tiba-tiba handphone Sifa berdering dan memunculkan nama Bara , Sifa segera menjawab panggilan tersebut.
"Hallo assalamualaikum kak" ucap Sifa
"Waalaikumsallam, kamu baru bangun?" Kata lelaki diseberang sana.
"Udah dari tadi bangun nya cuma masih tidur-tiduran dikasur hehehe"
"Bukannya semalam kamu bilang mau jogging pagi ini?" Tanya bara
"Iyaa tadinya gitu tapi tiba-tiba mager"
"Haduhh kurang-kurangin tuh males, ohh iyaa aku cuma mau ngasih tau hari ini aku pergi ke Surabaya"
"Haahh kok baru bilang sekarang?" Tanya sifa kaget.
"Iyaa memang dadakan , aku baru tau subuh tadi dan aku ke bandara jam 9" ucap Bara.
Refleks Sifa melihat jam dinding nya dan menunjukkan pukul 08.17 berarti kurang dari satu jam Bara berangkat.
Tak ada jawaban dari Sifa membuat Bara mengerti "maaf yaa aku baru kabarin sekarang tadinya kakak mau kasih tau kamu dari subuh tadi cuma kakak sibuk ngurusin berkas-berkas yang harus dipersiapkan jadi baru sempat nelfon kamu sekarang" jelas Bara tak ingin membuat Sifa salah paham.
"Hmmm okee kalo gitu safe flight yaa , berapa hari disana?" Tanya Sifa
"Paling lama tiga hari , kamu mau nitip apa?"
"Gak mau apa-apa yang penting kak Bara urusannya lancar dan pulang dengan selamat" ucap Sifa bijak.
Bara tersenyum mendengar ucapan Sifa , laki-laki mana yang tidak jatuh cinta pada sosok gadis seperti Sifa ini yang bukan hanya cantik namun juga sangat pengertian. Bara harus berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan cinta Sifa seutuhnya.
"Aamiin makasih yaa , kamu baik-baik yaa kalo mau main kerumah dateng aja ada mamah dirumah. Kalo gitu aku tutup yaa mau siap-siap berangkat sekarang" kata Bara
"Yaudah iyaa hati-hati"
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsallam" ucap Sifa lalu mematikan teleponnya.
Jahat kah Sifa membiarkan Bara semakin mencintai nya sedangkan ia sampai saat ini belum bisa menumbuhkan perasaan itu untuk Bara.
Cinta itu sederhana jika aku mencintai kamu lalu kamu juga mencintai aku dan kita hidup bahagia selamanya..
Namun kini menjadi sangat rumit ketika aku mencintai kamu namun kamu mencintai dia dan kemudian kita saling berpura-pura melupakan..BERSAMBUNG
THANKS ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA DIAM DIAM
Ficção AdolescenteIni bukan tentang mantan nya saat di SMA , dan bukan juga senior dikampus nya ... Tapi ini tentang seorang laki laki yang dia kagumi beberapa tahun belakangan ini . Pria yang mampu membuat nya rela mencintai dalam diam. Thank you ❤️