PART 31

75 7 0
                                        

Happy Reading


"Kamu gak berangkat ngaji nak?" Tanya umi saat melihat Aisyah masih duduk diruang tv.

"Aku libur ngajinya umi" jawab Aisyah

"Lohh memang nya kenapa libur?"

"Katanya sih pak ustadz nya mau kerumah calon istri nya"

"Maksudnya ustadz Ali mau menikah?"

"Yang Aisyah denger sih gitu"

Umi nya terdiam sejenak kini dia tau apa yang menyebabkan Sifa bersikap aneh belakang ini. Apa mungkin Sifa sudah mengetahui bahwa lelaki yang ia sukai diam-diam itu akan menikah. Tanpa berpikir panjang umi Ratna langsung kekamar Sifa.

Pintu kamar Sifa tidak tertutup rapat sehingga umi nya dapat mengintip keadaan didalam kamar. Ia mendapati putri nya sedang berbaring tengkurap dengan wajah yang ditutup bantal. Tubuh gadis itu bergetar menandakan dia sedang menangis dibalik bantal.

Umi menghampiri Sifa yang belum sadar dengan kedatangan uminya . Dia mengelus kelapa Sifa lembut membuat Sifa sedikit terkejut. Dengan cepat Sifa mengusap air matanya dan duduk menunduk didepan uminya.

"Ada apa umi?" Tanya Sifa dengan suara yang dibuat biasa aja agar uminya tidak curiga.

"Umi sudah tau semuanya sayang" ucap umi nya sambil tersenyum hangat.

"U-umi tau apa?"

"Umi tau apa yang menyebabkan kamu terlihat bersedih belakang ini"

Sifa menatap uminya dengan tatapan menyedihkan, sekarang dia tak mampu lagi menyembunyikan perasaan nya detik itu juga Sifa memeluk uminya dan menumpahkan tangisan didalam dekapan uminya.

Sifa menangis tanpa suara , dadanya terasa sangat sesak teringat kembali kejadian kemarin membuat semakin deras air mata yang keluar. Uminya mengelus pundak Sifa menyalurkan ketenangan. Uminya dapat merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Sifa .

"Sudah sayang jangan nangis lagi yaa" sambil terus mengusap rambut Sifa uminya tak henti mengucapkan kata-kata yang bisa membuat Sifa sedikit lebih tenang.

Setelah dirasa cukup Sifa melepaskan pelukan nya , matanya sudah bengkak membuat uminya sangat tidak tega melihat nya. Diusap nya kedua mata Sifa dan kemudian mencium pipi lembutnya yang sudah banjir air mata.

"Umi tau perasaan kamu sayang , tapi kamu juga gak bisa melawan takdir mungkin dia memang bukan jodoh kamu , berdoa sama Allah agar diganti dengan yang lebih baik lagi" ucap umi

Sifa mengangguk mendengar ucapan uminya "tapi sakit umi"

"Iyaa tapi ini sudah jalan nya"
"Sedih boleh tapi jangan lama-lama" ucap uminya.

"Iyaa umi Sifa akan coba mengikhlaskan dia"

Uminya tersenyum dan menggenggam tangan Sifa "umi yakin kamu pasti kuat"

Sifa hanya mengangguk sebagai jawaban. "Yaudah kalo gitu umi kebawah dulu yaa mau siap-siap solat magrib kamu langsung bersih-bersih terus solat" ucap uminya sebelum keluar kamar.

CINTA DIAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang