PART 30

80 5 1
                                        

Happy Reading


Ali tampak gusar saat ini dia ada dikamar nya dan sejak tadi pikirannya tak karuan. Setelah kejadian sore tadi dengan Sifa kini pikiran nya dipenuhi oleh bayang-bayang sifa. Tangisan Sifa tak bisa hilang dari ingatan nya , sungguh melihat Sifa menangis adalah hal yang menyakitkan dan baru Ali sadari saat ini.

Ali tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri karena sudah keterlaluan berbicara seperti itu didepan sifa. Mungkin setelah ini gadis itu akan membenci nya , tapi membiarkan Sifa terus mencintai nya juga bukankah tindakan yang salah? Cepat atau lambat Sifa memang harus melupakan nya karena dia akan melamar Alisya besok.

Sudah pukul 11 malam tapi Ali belum bisa tidur , kini dihatinya malah timbul rasa ragu untuk melanjutkan niatnya besok pada Alisya. Berat rasanya mencari bahagia setelah menghancurkan perasaan Sifa .

Flashback on

"Udah kamu jangan nangis yaa AA pergi nya gak lama kok nanti kalo AA udah pulang dari pesantren kita main bareng lagi yaa" ucap Ali sambil mengusap pipi lembut Sifa

"AA janji yaa hiks nanti kalo udah pulang temenin Sifa main lagi hiks jangan pelgi lagi" kata gadis kecil itu sambil menghapus air matanya.

"Iyaa janji nanti AA pulang dan AA gak akan bikin kamu nangis lagi , kita akan sama-sama lagi"

Sifa kecil tersenyum mendengar kata-kata yang diucapkan Ali lalu setelah itu mereka berpisah.

Flashback off

Ali mengusap wajahnya kasar ia sudah mengingkari janji nya dulu pada Sifa . Justru sekarang dialah penyebab dari tangisan Sifa dan dia tidak bisa lagi menghapus air mata yang keluar dari mata Sifa.

Ali mencoba memejamkan matanya lagi dan dia berhasil tertidur namun tak lama kemudian Ali terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam ternyata masih pukul 02.00 akhirnya Ali memutuskan untuk solat tahajud.

Seperti biasa setelah selesai solat Ali mengangkat kedua tangannya memohon petunjuk pada Allah atas masalah yang sedang ia hadapi.

"YaAllah berilah petunjuk pada hamba yaAllah apa yang harus hamba lakukan , hamba memiliki niat dari beberapa tahun yang lalu untuk mengkhitbah Alisya dan besok adalah waktu nya namun hari ini hamba telah melukai hati Sifa yaAllah , wanita yang sejak kecil hamba anggap sebagai adik hamba sendiri , wanita yang selalu hamba jaga kini terluka karena ucapan hamba . YaAllah sebenarnya hamba tidak ingin kehilangan Sifa namun bagaimana dengan janji hamba pada Alisya , hamba mohon petunjuk mu YaAllah engkau maha tau sedangkan hamba tidak tau berikanlah pertolongan pada hamba yaAllah. Aamiin".

Selesai solat Ali menuju ruang tengah seperti nya dia tidak akan tidur lagi sampai subuh nanti pikiran nya benar-benar tidak tenang. Ali duduk di sofa sambil mulai membuka buku. Tak lama abi nya ikut duduk disampingnya. Ali terkejut mengapa jam segini Abi nya belum tidur. Abi nya pulang dari Bali kemarin karena Ali mengabari nya Minggu lalu ingin mengajak nya kerumah Alisya .

"Lohh Abi kok jam segini belum tidur?" Tanya Ali masih dengan wajah bingung.

"Kamu sendiri mengapa belum tidur?"

"Ali baru selesai solat tahajud dan gak bisa tidur lagi makanya Ali baca buku sambil nunggu subuh"

"Kenapa nak? Seperti nya ada yang sedang kamu pikirkan" ucap Abi nya heran meskipun jarang berdekatan dengan anak satu-satunya itu namun Abi nya sangat tau jika sekarang Ali sedang tidak baik-baik saja.

Ali tampak berpikir namun akhirnya dia mengatakan pada Abi nya.
"Ali ragu bi , besok pagi kita akan kerumah Alisya namun tiba-tiba hati Ali menjadi ragu untuk mengkhitbah Alisya" ucap Ali pelan

"Apa yang membuat kamu ragu nak?"

"Beberapa waktu belakangan ini banyak kejadian-kejadian tak terduga yang membuat Ali berpikir panjang untuk melanjutkan niat Ali mengkhitbah Alisya , jujur Ali merasa setengah hati untuk menemui Alisya besok pagi bi"

Abi nya tampak berpikir mendengar ucapan Ali , bagaimana bisa Ali berubah pikiran sedangkan waktunya tinggal beberapa jam lagi.

"Kamu harus bertanggung jawab Ali dengan ucapan kamu dulu pada Alisya , kamu tidak bisa membatalkan semuanya secara sepihak hanya karena alasan seperti ini bagaimana jika keluarga Alisya merasa dipermainkan" ucap Abi nya

"Iyaa Ali tau Abi , Ali akan menerima semua konsekuensi nya".
.
.
.
.
Pagi ini keluarga Ali sedang sarapan dimeja makan , subuh tadi Ali sudah menceritakan pada umi nya tentang apa yang ia ungkapkan pada Abi nya semalam dan uminya tak tau harus berbuat apa , dia menyerah kan semuanya pada Ali uminya yakin kalo Ali bisa menyelesaikan semuanya.

"Ali nanti kamu temani umi ke minimarket depan komplek yaa umi mau beli sesuatu" ucap umi nya setelah selesai makan.

"Iyaa umi"

Dan saat mengantar uminya ke minimarket Ali bertemu dengan Sifa didepan gerbang rumahnya saat Sifa akan pergi bersama Bara.

Sifa sama sekali tak menatap kearah nya menunjukan bahwa dirinya benar-benar telah berubah. Ali memaklumi sikap Sifa , wanita mana yang tidak tersinggung jika ada diposisi Sifa saat ini. Namun itu semua malah membuat Ali semakin yakin untuk membatalkan niatnya pada Alisya.

Keluarga Ali sudah siap didepan rumah nya , mereka akan berangkat kerumah Alisya hari ini. Saat sedang membukakan gerbang Ali melihat mobil melintasi depan rumahnya. Sepertinya Ali mengenali mobil tersebut namun ia tak memperdulikan dan lanjut mengeluarkan mobilnya dari garasi.

Sifa menatap sedih dari dalam mobil saat melintasi depan rumah Ali. Yaa mobil yang melewati rumah Ali adalah mobil Bara yang didalam nya terdapat Sifa , mereka baru pulang dari kantor Bara . Sifa yang melihat keluarga Ali akan pergi sangat yakin bahwa mereka akan kerumah calon istri Ali untuk melamarnya.

Sifa lemas ditempat duduknya ternyata benar saja Ali akan melamar gadis lain dan mereka akan segera menikah, sedangkan Sifa? Ahh sudahlah mungkin memang belum jodohnya Sifa akan berusaha sabar.

Sifa turun dari mobil Bara dan langsung pamit masuk kerumah , Bara pun langsung pulang mengantarkan Rindu. Sifa mengucapkan salam saat membuka pintu dan mencium tangan uminya. Tanpa bicara apapun Sifa langsung masuk kedalam kamarnya, moodnya kembali berantakan melihat Ali barusan. Uminya yang melihat kembali yakin bahwa Sifa sedang ada masalah.

Sifa melempar tas nya kesembarang arah , dia langsung menjatuhkan tubuhnya keatas kasur perasaannya kembali hancur. Sifa belum benar-benar bisa melupakan Ali mungkin sampai beberapa waktu kedepan.

Sifa menarik ujung selimutnya untuk menghapus air mata yang tiba-tiba keluar. Niat nya untuk pergi bersama Bara hari ini untuk menghilangkan kesedihannya namun hanya karena beberapa detik melihat Ali perasaan kembali hancur seketika. Kata-kata Ali kemarin masih sangat jelas dipikiran Sifa.

"Lo harus lupa sif , bisa kok bisa" rintih Sifa sambil tetap menangis.

BERSAMBUNG

THANKS ❤️

CINTA DIAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang