PART 40

73 4 0
                                        

Happy Reading


Setelah bosan seharian dikamar Sifa mengajak Rindu ketaman , tempat yang sangat disukai oleh Sifa. Rindu menyetujui nya dan sekarang mereka berdua sedang berjalan menuju taman.

Saat tiba didepan rumah Ali langkah Sifa mendadak memelan. Sifa mengangkat wajahnya menatap laki-laki yang sedang fokus menyiram tanaman didepan rumahnya.

Lelaki itu berdiri membelakangi dua gadis itu sehingga Sifa dapat memperhatikan nya beberapa saat. Jujur Sifa merindukan sosok laki-laki itu , perasaan nya belum sepenuhnya hilang untuk Ali , masih sering dadanya merasa sesak saat mengingat bahwa ia tak dapat bersatu dengan Ali.

Rindu bingung saat Sifa sudah tak melanjutkan langkahnya lagi. Sifa sudah berdiam diri sambil terus memandang kearah Ali. Rindu menyenggol tangan Sifa "kenapa berhenti?" Tanya Rindu

Sifa tersadar dari lamunannya lalu menggelengkan kepalanya lalu Rindu melihat kearah objek yang sedari tadi Sifa perhatikan, seorang lelaki yang sedang fokus menyiram tanaman. Tidak ada yang aneh lalu apa yang menarik perhatian Sifa.

"Itu siapa?" Tanya Rindu penasaran.

"Ali" jawab Sifa pelan.

Rindu hanya ber-oh sambil mengangguk kan kepalanya seakan mengerti mengapa Sifa bersikap seperti itu. "Yaudah yuk lanjutin jalan nya" ucap Rindu sambil mengajak Sifa melanjutkan langkahnya.

Sebelum pergi Sifa kembali menatap kearah Ali "aku hanya berhenti mengharapkan mu bukan berhenti mencintai mu" batin Sifa lalu melangkah pergi berbarengan dengan Ali yang berbalik menghadap kearahnya. Mata Ali sempat menangkap sosok Sifa yang sudah berjalan menjauh dari depan rumahnya.

Ali tersenyum miris "biarkan semuanya seperti ini dulu , aku akan terus berusaha memperjuangkan kamu Sifa" ucap Ali yakin.
.
.
.
.
"Lo masih belum bisa move on dari cowok itu?" Tanya Rindu pada Sifa , saat ini mereka berdua sudah duduk di bangku taman.

"Udah kok lagian apa yang harus aku harapkan dari laki-laki yang sudah menjadi calon suami orang" jawab Sifa

"Tapi tadi gue liat lu kayanya sedih banget ngeliat dia"

"Aku kasian aja sama diri sendiri yang udah capek-capek mencintai jodoh orang" ucap Sifa sambil terkekeh.

Rindu ikut tertawa mendengar ucapan Sifa "namanya juga hidup gak selalu mulus".

Rindu dan Sifa bersiap untuk pulang kerumah Sifa karena setengah jam lagi azan magrib. Otomatis diperjalanan pulang mereka harus melewati rumah Ali lagi.

Tepat didepan rumahnya Ali , Sifa melihat Ali muncul dari balik gerbang. Mereka sama-sama terkejut namun Ali segera mengatur wajah nya agar terlihat biasa saja. Sedangkan Sifa sudah menyiapkan diri saat nanti Ali akan menghentikan langkahnya seperti kemarin.

Namun dugaan Sifa salah tak ada satu katapun yang keluar dari mulut nya, sekilas Sifa melihat Ali hanya tersenyum tipis padanya lalu melewati nya begitu saja.

Hati Sifa merasa sedih melihat kejadian tadi, apa ia tidak salah lihat bahwa Ali sudah kembali bersikap dingin seperti dulu. Bukankah seharusnya Sifa senang karena dari kemarin Sifa yang selalu berusaha menghindar dari nya dan mengapa sekarang ia malah menjadi sedih.

CINTA DIAM DIAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang